Setelah
beberapa lama udah gak buat tulisan, kali ini saya kembali dengan tulisan yang
cukup menguras pikiran dan hati hehehe. Alhamdulilah, disaat perempuan pada
umumnya seusia saya yakni 25 tahun sedang asyiknya membangun keluarga dan
karir, saya justru memilih melanjutkan pendidikan tertinggi duniawi yakni S3
dengan Beasiswa LPDP RI di Jurusan Fisika FMIPA UGM. Saya percaya bahwa setiap orang memiliki takdir, jalan, cerita dan
menginspirasi dengan perjuangannya masing-masing.
Sebelumnya saya ingin flash back dulu,
berkat kuasa Allah swt dan doa dari keluarga,
guru, dosen dan semua teman-teman, saya dinyatakan lulus sidang Tesis pada
Senin, 14 Agustus 2017 di Program Studi S2 Fisika UGM dengan masa studi 1 tahun
6 bulan dengan IPK 3.74 melalui beasiswa LPDP RI PK 56 jalur Afirmasi Bidik
Misi. Setelah sidang tesis, saya dan dua teman awardee yang lain yakni mas
Ishak dan mas Vicky berangkat ke Fukuoka, Jepang untuk mengikti Biomaterial
International Conference selama 8 hari termasuk perjalanan dan transit di
Incheon, Korea Selatan.
Gambar 2. Kenangan
saat mengikuti International Conference di
Fukuoka, Jepang dan Transit di Korea ( Arsip Penulis , 2017)
Setelah selesai kegiatan International Conference di Jepang, saya pulang kembali ke
Indonesia untuk mengurus prosesi yudisium dan wisuda. Sembari menuggu wisuda
pada 19 Oktober 2017, saya dan teman-teman riset biomaterial mengikuti The 2nd Indonesian Youth Conference on
Sustainable Development, Yogyakarta, Indonesia, 20th-21th September 2017
dan Materials Research Society-Indonesia
Conference & Congress 2017, 8th-12th October 2017, Yogyakarta, Indonesia.
Gambar 3. Kenangan The 2nd
Indonesian Youth Conference on Sustainable Development, Yogyakarta, Indonesia,
20th-21th September 2017 (Arsip Penulis,
2017)
Gambar 4. Kenangan
Materials
Research Society-Indonesia Conference & Congress 2017, 8th-12th October
2017, Yogyakarta, Indonesia (Arsip Penulis, 2017)
Kemudian saya mengikuti acara
wisuda S2 UGM pada Kamis, 19 Oktober 2017 sebagai lulusan tercepat FMIPA UGM
dengan masa studi 1 tahun 6 bulan (1,5 tahun). Pada moment wisuda kedua kali ini saya begitu bersyukur atas kuasa Allah
swt karena dihadiri oleh dua wanita terhebat saya yakni ibu dan lisa ke
Yogyakarta dan semua sahabat baik sahabat fisika, FOST, Awardee DIY dsb.
Gambar 5 Kenangan
Wisuda S2 Periode 1 pada 19 Oktober 2019 (Arsip Penulis, 2017)
Sejak masa-masa tunggu wisuda mulai
dari September 2017, saya juga mulai mempersiapkan segala sesuatu yang
diperlukan untuk melanjutkan studi doktoral (S3) saya karena saya masih ada
niat untuk melanjutkan studi sampai jenjang doktoral dan dosen pembimbing serta
penguji pun merekomendasikan saya untuk melanjutkan langsung ke program
doktoral (S3) melalui Beasiswa LPDP Lanjutan Magister ke Doktoral. Merujuk pada
bookklet LPDP Lanjutan pada 2017,
saya dibantu dan didukung oleh pembimbing saya (Dr. Eng Yusril Yusuf) mulai
mempersiapkan semuanya diantaranya yang paling fundamental adalah publikasi
minimal di jurnal internasional bereputasi
terindeks Scopus atau Thomson Routers dan Letter
of Acceptance (LoA).
Ketika saya mengikuti International Conference di Jepang, saya
bertemu dengan asisten dari Prof.Kunio Ishikawa dari Department of Biomaterial Kyushu University, Jepang yang mewakili
prof untuk mengisi seminar mengenai Carbonate
Apatite yang memang sesuai dengan background
riset S2 saya. Saya mulai mempelajari dan memahami riset dari Prof.
Ishikawa hingga saya memantapkan hati untuk bergabung di Lab nya sebagai salah
satu Lab Biomaterial terbaik Jepang. Kebetulan, temannya teman saya adalah
mahasiswa bimbingan Prof. Ishikawa sehingga saya menghubungi nya, nama nya mb
Tria alumni S2 Teknik Kimia UGM. Melalui mbaknya, saya menggali infromasi
mengenai riset Prof hingga mbaknya menyarankan untuk segera menghubungi Prof.
dengan rekomendasi dari mbaknya.
Singkat cerita, saya memberanikan
diri mengirimkan E-mail ke Prof Kunio Ishikawa dengan melampirkan CV, paper
saat conference di Fukuoka, Jepang dan Motivation Letter bergabung ke lab nya. Prof. Kunio begitu sangat welcome, hangat dan menjawab semua
pertanyaan saya hingga pada 26 September 2017, saya menerima loA dari Department of Biomaterial Kyushu University yang
membuat saya bersyukur dan sungguh tak pernah menduga atas apa yang Allah swt
berikan.
Gambar 6. Dokumen LoA dari Department
of Biomaterial, Faculty of Dental Science, Kyushu University, Jepang (Arsip
Penulis, 2017)
Setelah mendapatkan dokumen LoA,
saya mengabarkan Pembimbing dan Ibu saya. Alhamdulilah pembimbing saya sangat
senang dan mendukung, tetapi ibu saya tidak merestui saya S3 di LN dalam hal
ini di Kyushu University. Ibu saya hanya
merestui saya kuliah S3 di DN dalam hal ini di UGM saja. Namun saat itu, saya
tidak ambil pusing dulu karena seiring berjalan waktu mudah-mudahan ibu memberikan restu.
Setelah itu, saya dibimbing oleh pembimbing S2 saya untuk menulis
publikasi di jurnal internasional terindeks scopus. Saat itu, pembimbing saya
menyarankan untuk mencoba submit di Journal of Ceramics Japan terindeks
Scopus Q2. Saya mulai menyiapkan naskah paper menyesuaikan dengan Guidelines jurnal tersebut, konsultasi
dengan pembimbing, proses Proofreading dan sampai naskah jurnal siap disubmit.
Setelah seminggu pasca submit, saya mendapat email dari Editorin-Chief bahwa naskah paper kami rejected. Saya cukup sedih naskah jurnal kami ditolak
awalnya, pada akhirnya saya menyadari bahwa Ibu saya tidak merestui bila saya
kuliah S3 di LN sehingga prosesnya tidak lancar karena restu Ibu adalah restu
Allah swt. Setelah sadar, saya bangkit dan mencari jurnal Q3 yang bisa saya
submit dengan niat untuk melamar beasiswa LPDP Lanjutan di S3 Fisika UGM.
Setelah itu, saya konsultasi dengan pembimbing untuk kembali mencoba submit ke International Journal of Nanoelectronics and
Material terindeks Scopus Q3.
Gambar 7. Screenshoot Email penolakan dari Jurnal (Arsip Penulis, 2017)
Setelah sadar, saya bangkit dan
mencari jurnal Q3 yang bisa saya submit dengan niat untuk melamar beasiswa LPDP
Lanjutan di S3 Fisika UGM. Setelah itu, saya konsultasi dengan pembimbing untuk
kembali mencoba submit ke International Journal of Nanoelectronics and Material
terindeks Scopus Q3. Saya pun mulai membuat papernya menyesuaikan dengan guidelines dari jurnal tersebut. Setelah proses review 3-5 bulan, Alhamdulilah,
wasyukurillah paper kami berjodoh dengan jurnal ini dan bisa di publikasi.
Mendengar hasil yang diberikan Allah swt, saya dan pembimbing begitu bahagia
terutama bagi saya yang sangat bahagia akhirnya kebuka jalan untuk mendaftar LPDP
Lanjutan untuk S3. Selain itu, paper
hasil MRS-INA juga terpilih untuk di publikasi di IOP. Alhamdulilah,
wasyukurillah.
Gambar 8. Publikasi di Jurnal Internasional bereputasi Scopus
Q3 (Arsip Penulis, 2018)
Kemudian, saya memutuskan untuk
kembali ke Palembang pada 15 November 2017 mengingat sebagian syarat beasiswa
LPDP lanjutan sudah hampir selesai meski menyisakan loA dan proposal disertasi
hehe. InsyaAllah saya bisa membuatnya di rumah sembari saya mencari pengalaman
di dunia nyata yakni pencarian kampus buat mengabdi. Setelah tiba di Palembang,
saya mendapat undangan untuk mengisi Talkshow
yang diselenggarakan oleh OSIS dan Rohis di almamater saya SMAN 14 Palembang.
Kemudian pada akhir November 2017,
saya memasukkan lamaran kerja sebagai Dosen ke Prodi Pendidika Fisika UIN Raden Fatah Palembang.
Kebetulan awal bulan desember 2017, UIN Raden Fatah Palembang sedang rekrutmen Dosen Tetap Non PNS 2017 dan disaat yang sama
Prof. Kunio Ishikawa sedang kujungan ke
UGM. Karena restu Ibu tak kunjung didapat maka saya memilih mencoba mengikuti rekrutmen
Dosen Tetap Non PNS sebagai pengalaman pertama saya dalam perjuangan di dunia
kerja. Kemudian, mungkin karena saya
belum ada pengalaman maka saya dinyatakan gagal. Saat itu saya biasa saja
karena niat awal hanya mencari pengalaman.
Ternyata pada bulan Januari
akhir, saya dipanggil ke prodi karena
saya dinyatakan diterima sebagai Dosen Luar Biasa (DLB) Prodi Pendidikan Fisika, UIN Raden
Fatah Palembang dengan SK mengajar di
Februari 2018. Untuk Pertama
kali, saya mengajar dengan mendapat 9
sks dengan MK Fisika Modern, Gejala Listrik Magnet, Praktikum Gejala Listrik
Magnet dan Fisika untuk Biologi. Mulai
dari Februari 2018, saya mencoba peran baru saya sebagai Dosen Luar Biasa dengan tugas mengajar dan kadang
diikutkan pada acara prodi salah satunya acara kuliah tamu sembari menunggu pembukaan beasiswa LPDP program beasiswa lanjutan .
Gambar 10. Kuliah tamu bersama Ibu Dosen Saya saat SI ( Arsip
Penulis, 2018)
Pada tanggal 5 Mei 2018, sesuatu
yang saya tunggu-tunggu tiba. Tepat pukul 12.10 saya selesai mengajar MK Fisika
Modern di Kelas 16092, LPDP sudah launching
program beasiswa untuk tahun 2018 disertai aturan dan booklet. Salah satu aturan terbaru LPDP yakni pada seleksi beasiswa tahun
2018, LPDP menerapkan tiga sistem seleksi diantaranya seleksi administrasi, seleksi berbasis komputer (SBK) dan seleksi
substansi. Seleksi Berbasis Komputer
(SBK) dilaksanakan dengan sistem CAT di BKN dimana para peserta akan
diberikan soal TPA 60 soal, TKP 60 soal
dan Essay on the spot (EOTS). Peserta
yang memenuhi Passing Grade (PG) TPA
akan diundang mengikuti seleksi substansi
sementara untuk Seleksi Substansi terdiri dari verifikasi berkas, Leaderless Group Discussion (LGD) dan
wawancara.
Kemudian selang beberapa menit, Ibu
Ratna mengirimkan pengumuman mengenai mekanisme beasiswa lanjutan via milist LPDP, sesuatu yang benar-benar
saya tunggu sejak selesai sidang tesis S2 pada 14 Agustus 2017. Saya pun
buru-buru membuka pengumuman dan ternyata…..Setelah membaca pengumuman, saya
benar-benar kecewa dan patah hati berkeping-keping.
Gambar 11. Peraturan terbaru Beasiswa Lanjutan LPDP ( Arsip
Penulis, 2018)
Setelah membuka pengumuman ini, saya
benar-benar hancur berkeping –keping. Saat itu, saya buru-buru pulang kerumah
dan memberikan pesan WA ke mahasiswa untuk mengganti jadwal MK jam 13.20 WIB dihari lain. Sesampai
dirumah, saya ambil air wudhu dan sholat dengan menangis sejadi-jadinya cerita
kepada Allah swt betapa saya benar-benar patah hati karena semuanya hampir ready, program beasiswa lanjutan malah
dihapuskan. Saya pun lupa makan dan mandi dengan mengurung diri di kamar hingga
Ibu dan Lisa penasaran, namun karena memahami saya jadi hanya meletakkan makan
di depan kamar saya. Pokoknya saat itu, saya hanya keluar kamar hanya untuk
melaksanakan sholat. Saya bingung bagaimana memberikan kabar ke pembimbing dan
semua yang mendukung saya.
Keesokan harinya, saya berusaha
tegar meski sangat patah hati dan kecewa. Kemudian saya cerita dengan keluarga
hingga Ibu dan Lisa menguatkan saya bahwa jangan patah arang, masih banyak
jalan asal terus ikhtiar dan berdoa optimal karena bagi Allah swt sangatlah
mudah. Setelah itu, saya mengabarkan pembimbing saya via pesan WA dan
Alhamdulilah pembimbing saya tetap mendukung untuk terus mencoba dan mencoba
karena Allah swt akan membuka jalan bila memang takdir dan rezeki di waktu
terbaik-Nya.
Pada har-hari berikutnya, saya
melanjutkan hidup dengan berusaha bangkit karena TOEFL ITP saya masih 527
sehingga daftar LPDP reguler program doktoral
saja tidak bisa karena butuh TOEFL ITP 530. Rencana saya, liburan
semester akan pergi ke Pare namun belum sempat terealisasi. Sekitar sebulan
pasca pengumuman aturan beasiswa lanjutan dihapus, saya lebih banyak diam tanpa
kata hingga teman-teman merasa kehilangan sosok mona yang penuh semangat, energic, optimis dan visioner. Haha.
Saya hanya bisa yakin bahwa akan ada jalan dan jalan buat S3. Saya pun melanjutkan aktivitas saya dengan
mengajar dan mengajar namun saya niatkan dalam hati Studi S3 kewajiban dan
pasti akan ada jalan dari Allah swt bila memang takdir asal saya ikhtiar dan
tawakal. Untuk recovery, saya malah pergi
liburan ke Pulau Pahawang, Lampung pada 14-16 Agustus 2018 saat liburan
semester genap (Juni-Agustus 2018). Disana saya benar-benar menenangkan diri
dan membangun semangat dan motivasi lagi.
Singkat cerita, mulai dari Agustus
2018 saya menjalani hidup yang flat,
mencoba bersyukur dan menikmati peran saya sebagai dosen dan guru bimbel.
Mengajar dan mendidik dengan setulus hati itulah moto saya mengajar. Hingga
pada 21 November 2018, patah hati saya cukup terobati dengan terbitnya
publikasi saya yang kedua di prosiding scopus Q4 (IOP) pada 21 November 2018. Saya pun terus melanjutkan aktivitas dan peran
sebagai dosen luar biasa dan guru bimbel. Berbekal izin prodi, saya mengikuti
kegiatan pelatihan dikampus yakni pembelajaran dengan menggunakan e-learning, kunjungan bersama mahasiswa
ke BMKG Sumsel, juri lomba cerdas cermat Himapfis UIN RAFA dan seminar STEM di bulan November 2018.
Gambar 12. Kegiatan Kunjungan ke BMKG Sumsel,, Juri LCC Fisika dan Pelatihan E-Learning
Gambar 13.
Publikasi kedua di Prosiding Scopus Q4
(Arsip Penulis, 2018)
Kemudian di akhir Oktober-November
2018, saya mengikuti CPNS Kemenristek DIKTI namun takdir saya belum rezeki dan
rasanya biasa saja tidak seperti ketika LPDP lanjutan dihapuskan. Saya terus
bangkit dan semangat kembali besar ketika diberikan kesempatan mengisi acara
seminar KTI untuk mahasiswa saya sendiri oleh HIMAPFIS UIN RAFA pada 22
November 2018.
Gambar 14.
Kegiatan Seminar KTI Mahasiswa ( Arsip Penulis, 2018)
Kemudian pada 5 Desember 2018, saat
saya sedang menunggu mahasiswa mengerjakan kuis entah kenapa saya berniat
membuka Website LPDP untuk mengingatkan saya tentang mimpi saya untuk S3 dengan
LPDP RI mengingat ke Pare belum juga terealisasi wkwkwk. Waktu itu pukul 10.30
saya membuka web LPDP dan membuka menu jadwal dan ternyata saat itu sedang
pembukaan beasiswa LPDP Santri, OSN dan Beasiswa Indonesia Timur (BIT). Waktu
pendaftaran dari 15 November-31 Desember 2018. Saya sangat penasaran dengan beasiswa
LPDP santri hingga saya download booklet LPDP
santri karena kalau OSN dan BIT cukup familiar. Ketika saya cermati juknis dan
syarat satu demi satu saya menyimpulkan bahwa saya memenuhi syarat untuk
mendaftar karena syarat mengabdi minimal 3 tahun terakhir. Saya adalah Guru
Tida Tetap (GTT) mapel Fisika di MTS dan MA Ponpes Muqimus Sunnah sejak tahun 2015. Selagi menjadi guru pun,
saya membina kegiatan ekstrakurikuler KTI dan Cerdas Cermat hingga mengantarkan
santri saya mendapatkan juara Harapan II saat lomba KTI dalam kegiatan PIA
se-Sumatera oleh Himapfis UNSRI. Saya juga pernah sedikit terlibat dalam
persiapan akreditasi MA meski pada akhir November 2015 saya harus cuti untuk
melanjutkan pendidikan S2 saya dengan LPDP Afirmasi Bidik Misi. Meski saya cuti
saat melanjutkan studi S2, ketika liburan semester saya datang silaturahmi ke
pondok hingga saya sudah lulus S2 pada
November 2017 pun mengikuti kegiatan workshop
kurikulum 2013 di pondok pesantren.
Meski saat memahami syarat LPDP
santri, semua syarat yang harus disubmit belum siap terutama proposal
disertasi, essay kontribusi, surat
sehat, SKBN, rekomendasi dan surat keterangan pernah aktif mengajar di
Ponpes dll padahal sudah H-26 hari. Saya
pun memberanikan diri menghubungi pimpinan Ponpes Muqimus Sunnah Palembang
(Ibunda Dr. Izzah Zen Syukri, M.Pd) melalui pesan WA. Pesan saya pun dibaca
beliau namun belum dibalas hingga keesokan harinya pada 6 Desember 2018 pesan
wa saya direspon dan saya diminta datang ke Ponpes jam 10.00 wib.
Dengan bekal
restu ibu saya, keyakinan bahwa Allah swt maha segalanya dan semangat yang
membara serta penuh motivasi, saya menyiapkan berkas rekomendasi dan surat
lainnya yang diperlukan menemui Bunda Izza di ponpes. Saat itu saya mengganti
jadwal MK saya dikampus. Alhamdulilah, wasyukurillah Bunda sangat welcome dan bersedia memberikan rekomendasi daftar LPDP S3 asal syaratnya
saya jangan lupa menikah saja wkwkwkw. Dengan restu bunda Izza, saya
diberikan rekomendasi atas pertimbangan pengabdian saya sebagai GTT Fisika di
Ponpes.
Kemudian
saya pun pulang dan kembali menyiapkan berkas-berkas administrasi lain salah
satunya saya mencari sertifikat TOEFL ITP saya dengan skor 527 (Saya Tes
Oktober 2017 di PB UGM) karena Afirmasi Doktor DN hanya Toefl ITP minimal 450.
Saya sudah mencari kemana diseluruh sudut rumah hingga sampai malam hari mencarinya. Saya pun tetap tenang
dan optimis harus tes ITP kembali. Saya pun mulai browsing jadwal tes ITP terdekat dan akhirnya saya menemukan di
Central pada tanggal 8 Desember dan 22 Desember 2018 serta Magenta pada tanggal
15 Desember 2018. Karena saya sudah hampir 1.5 tahun tidak membuka buku Long
Man, saya memilih mendaftar di Magenta untuk tes ITP tanggal 15 Desember karena
yang saya tahu sertifikat akan datang pada 5-10 hari kerja ( Maksimal 14 Hari)
sehingga InsyaAllah saya bisa tetap daftar LPDP dan juga masih ada waktu untuk
sedikit persiapan. Kemudian saya mulai
mempersiapkan proposal disertasi sehingga saya pun menghubungi kembali
pembimbing S2 ( Bapak Dr.Eng Yusril Yusuf) dan Alhamdulilah beliau setuju,
mendukung dan mendoakan serta siap memberikan rekomendasi dan loA promotor
untuk saya. Saya membuat proposal disertasi, essay pengabdian, ringkasan proposal
disertasi, Surat Sehat dan SKBN dan persiapan TOEFL bersamaan hingga hampir 10
hari selalu tidur jam 03.00 wib karena dikampus pun sedang mengejar pertemuan.
Kemudian saya pun melaksanakan Tes
ITP pada 15 Desember dan ternyata benar bahwa kualitas soal pun sudah semakin
tinggi dibanding terakhir saya tes pada Oktober 2017). Setelah itu, Saya hanya tawakal
dan pasrah ditambah juga sharing
dengan teman saya dari Lamongan bahwa dia Tes ITP tanggal 5 Desember dan baru
datang sertifikat tanggal 21 Desember 2018 karena ETS memang sedang agak molor
ditambah banyak libur cuti bersama natal dan akhir tahun. Saya hanya bisa
pasrah dan tawakal agar sertifikat saya datang maksimal tanggal 31 Desember
2018. Saya pun semakin deg-degan ketika kalender menunjukkan tanggal 27
Desember 2018 namun belum ada kabar hingga saya memberanikan diri menanyakan ke
Magenta dan menyampaikan betapa urgennya sertifikat tersebut bagi hidup saya.
Alhasil, memang belum ada kabar dari ETS. Namun pelayanan Magenta memang sangat
baik, mereka menghubungi ETS dan meminta hasil Tes ITP dari lembaga Magenta
segera dikeluarkan. Saya pun sudah pasrah dan hopeless banget.
Alhamdulilah, bagi Allah tidak ada yang
mustahil. Tepat pada 30 Desember 2018 pukul 11.00 WIB, Magenta mengabarkan
bahwa hasil tes ITP tanggal 15 Desember sudah keluar dan sertifikat sudah bisa
diambil. MasyaAllah, saya langsung sujud syukur seketika sertifikat ITP saya
datang tepat waktu karena ternyata teman saya yang tes tanggal 8 Desember di
Surabaya, sertifikatnya baru datang pada tanggal 2 January 2019. Semua terjadi
atas kuasa Allah swt buat saya. Drama pun belum selesai, saya harus submit LPDP
dan saya memutuskan submit dengan data sejujur-jujurnya sesuai kondisi dan
memegang teguh integritas pada 30 Desember 2018 pukul 20.00 WIB. Saya pun
tawakal dan siap menerima hasil seleksi tahap satu ini.
1.
TIPS Seleksi Tahap Administrasi LPDP
a.
Baca dan pahami betul booklet
pendaftaran LPDP secara komprehensif.
b.
Persiapkan berkas jangan sampai deadline, memenuhi semua
syarat LPDP baik IPK, bahasa, essay, proposal disertasi, LoA tidak wajib namun
bila ada akan lebih baik dll
c.
Masukkan berkas-berkas dalam satu map agar tidak tercecer dan
memudahkan saat verifikasi berkas (kalau lulus seleksi ADM dan seleksi berbasis
komputer (SBK)).
d.
Tawakal optimal kepada Allah swt dan minta didoakan oleh ibu
Setelah selesai mensubmit dokumen
LPDP, saya pun mengikuti acara TRIP liburan secara full gratis dari kantor bimbel saya BTA 70 Jakarta Cabang
Palembang ( 3 January -6 January 2019) ke Pulau Pare, Kepulauan Seribu
Jakarta. Saya benar-benar menikmati liburan meski kadang terpikir gimana ya
hasil ADM LPDP kwkwkw.
Singkat cerita harusnya jadwal pengumuman seleksi administrasi LPDP pada 14 januari 2019 namun ternyata ditunda sampai tanggal 17 Januari 2019. Saya makin hopeless dan pasrah hingga tepat pada 17 Januari 2019 pukul 22.00 WIB, pengumuman adm LPDP sudah keluar. Saya benar-benar takut membuka akun tapi ya harus kuat apapun hasilnya berarti yang terbaik menurut Allah swt dan ternyata saya dinyatakan lulus seleksi administrasi. Saat itu, euforianya melebihi sudah menjadi awardee kembali wkwkwkw.Padahal kan masih sangat panjang perjalanan.
Dua hari kemudian, LPDP mengirimkan
email mengenai jadwal Seleksi Berbasis Komputer (SBK) dan ternyata saya
mendapatkan jadwal pada Selasa, 29 Januari 2019 di BKN Kanreg VII Palembang.
Saya pun baru pertama kali mengikuti SBK alhasil saya googling dan masuk ke grup WA dan telegram LPDP santri untuk saling
sharing bersama para pejuang sembari
membuka kembali buku TPA Bappenas. Saya menyempatkan waktu kadang tengah malam
belajar atau ketika ada selo waktu saat mengajar. Tepat pada selasa, 29 januari 2019 saya
mengikuti SBK LPDP dengan penuh drama dimana saya sudah berangkat jam 05.45
tapi macet total sedangkan jam 07.00 sudah harus berada dilokasi dan kalau
terlambat langsung kena diskualifikasi. Alhamdulilah, mamang grabnya
benar-benar cari jadwal alternatif karena saya beritahukan mau tes beasiswa S3
dan pukul 07.00 harus sampai ditempat hingga kami pun muter-muter melewati Musi
IV. Alhamdulilah, saya sampai di BKN Palembang pada pukul 06.59 WIB. Saat itu,
saya bernazar kalau saya lulus LPDP, saya akan mencari mamang grabnya namun
sampai saya dinyatakan lulus substansi sekarang belum juga ketemu itu mamang.
Hehe. Kemudian sebelum tes SBK kami para peserta SBK diminta absensi dan saya
diminta mewakili peserta untuk menyaksikan segel soal SBK dibuka. Ternyata, hanya
ada 15 peserta dari Sumatera yang tes SBK LPDP regional palembang dimana dari
pondok Muqimus Sunnah Palembang terdapat
dua peserta. Teman saya sangat semangat dan benar-benar memotivasi saya.
Terimakasih kepada Kak Eko.
Tepat pukul 08.00, kami pun memasuki ruangan dengan pemeriksaan mirip saat akan TKD CPNS. Kemudian, kami pun dipersilahkan duduk. Sebelum tes SBK, pihak BKN memberikan pengarahan. Setelah itu, kami pun memulai tes. MasyaAllah ada 60 soal Tes Potensi Akademik (TPA) dalam waktu 90 menit yang menurut saya lebih sulit dari Bappenas sekalipun, Tes Kepribadian (TKP) 60 soal selama 30 menit dimana TKP SBK LPDP masuk akal asal kita memahami 5 nilai LPDP dan Essay on the spot (EOTS) selama 30 menit. Penetapan kelulusan SBK LPDP berdasarkan skor TPA dan memenuhi passing grade (PG). Selama saya mengerjakan soal TPA saya banyak berdoa agar mendapat hidayah dari Allah swt memilih jawaban yang benar. Alhasil setelah selesai mengerjakan TPA, skornya langsung muncul dan saya mendapat Skor 195 (menurut testimoni dan pengalaman awardee PG untuk afirmasi 155 dan reguler 175). Saya cukup semangat melanjutkan mengerjakan TKP dan EOTS. Setelah keluar ruangan tes, staff LPDP memberikan saya ucapan selamat karena termasuk 4 teratas di regional Sumatera ditambah saya alumni LPDP RI saat studi S2. Saya hanya bisa menjawab mohon doanya saja mas agar kami semua lulus SBK agar seleksi substansi bisa dilaksanakan di Palembang. Hehe. Setelah selesai tes, kami ber 14 (karena 1 mengundurkan diri) pun menyempatkan berfoto.
Gambar 15. Kenangan Seleksi
Berbasis Komputer (SBK) LPDP Santri 2018 (Arsip Penulis, 2019)
2.
Seleksi Berbasis Komputer (SBK) LPDP
SBK LPDP terdiri dari :
a.
Tes Potensi
Akademik (TPA) 60 soal terdiri dari 30 soal Verbal, 15 soal numerik dan 15 soal
penalaran. Waktu pengerjaan selama 90 menit.
TIPS : pelajari buku TPA standar
Bappenas karena soal verbalnya sulit dan penalaran saya kemarin dapat lebih
dari 3-4 premis panjang.
b.
Tes Kepribadian (TKP) sebanyak 60 soal selama
30 menit. TIPS: Pahami 5 Nilai LPDP dan
jujurlah jadi diri sendiri sesuai kapasitas Anda.
c.
Essay on the spot
(EOTS) selama 30 menit. Kita akan diberikan kasus nah kita diminta untuk
memberikan program, solusi, saran dalam bentuk
essay. TIPS: Bacalah berita seputar
Indonesia Raya di koran kompas karena materi EOTS mengenai permasalahan di
Indonesia. Melatih menulis dengan memberikan solusi yang membangun.
Saya kemarin mendapatkan topik Upaya
Peningkatan Prestasi Atlet Olahraga Indonesia yang semakin menurun
d.
Sabar,tawakal optimal dan mohon doa dari Ibu
Setelah seleksi SBK banyak spekulasi yang berkembang terutama terkait PG wkwkwk dan saya hanya menunggu pengumuman resmi LPDP. Singkat cerita, hasil SBK diumumkan LPDP melalui akun pendaftaran pada 6 Februari 2019 pukul 18.30 WIB. Saya pun sudah tawakal akan menerima hasilnya secara ikhlas dan ternyata takdir saya menyapa seleksi substansi LPDP di Bandung karena yang lulus SBK regional Sumatera hanya 9 orang (minimal 12 orang yang lulus SBK baru bisa diadakan seleksi substansi di Palembang). Saat membuka pengumuman SBK, saya sedang menunggu antrian periksa ke dokter karena suara saya hilang kena radang alhasil saya menagis dan sujud syukur hingga disangka pasien yang lain saya menangis karena kesakitan hehehe. Alhamdulilah, wasyukurillah.
Saya mendapatkan jadwal substansi ke Bandung pada 26-28 Februari 2019. Namun aktivitas saya semakin padat ditambah suara sedang hilang. Saya mengisi Talkshow pendidikan untuk anak SMA dan Seminar Beasiswa serta prodi akan visitasi akreditasi. Disela-sela padatnya aktivitas, saya bergabung di grup aplikasi discord bersama teman-teman dari Sabang-Merauke untuk simulasi LGD dan wawancara setiap malam jam 20.00 WIB-selesai selama lebih kurang 14 hari hingga meski dunia maya, suasananya hangat seperti keluarga sendiri. Saya mengenal mb Enik dari dan Mb Nadine asal Lamongan, Mb Ida dari Malang, mas Faruk dari Maluku, Mb Yayu dan Jidah dari Yogyakarta, Mas Isep dari Bandung, Mb Nurul dari Kalimantan, Mas Musa dari Pemalang, Mb Munasiroh dari Purwokerto, Mb lyla dari Bogor, Mb Iin dari Jakarta, dek Zaldy dari Jambi, Mas Amin dari Grobokan, dan banyak teman discord yang lain semuanya pemuda Indonesia yang keren dan menginspirasi dengan kisah dan perjuangannya masing-masing. Saya pun sering sharing pengalaman sewaktu menjalani tes LPDP untuk S2 hingga menjadi awardee dan alumni serta mau jadi awardee lagi hehe sehingga saya dijuluki sebagai ketua genk wkwkk Karena bagi saya meski berada dalam medan perang yang sama, kita harus berbagi amunisi, yakin saja kalau menurut Allah swt memang rezeki dan takdir akan dapat. Jangan ragu sharing dan berbagi.
Gambar
16. Talkshow Pendidikan dan
Seminar Beasiswa (Arsip Penulis, 2019)
Sehari sebelum keberangkatan ke Bandung, saya mengikuti rapat
agenda massive action 2.0 Mata Garuda
LPDP Sumsel untuk pengabdian ke SD di daerah. Singkat cerita meski dalam
keterbatasan akomodasi, saya tetap nekad berangkat ke Bandung naik Bus pada
tanggal 23 Februari 2018 untuk mengikuti seleksi puncak LPDP yakni seleksi
substansi LPDP (Verifikasi Berkas, Leader
Less Group Discussion, dan Wawancara). Ternyata regional Sumatera yang fix
berangkat ke Bandung hanya 7 orang. Banyak drama yang mengiringi perjalanan
menuju Bandung mulai dari Bus yang mogok hingga kita terdampar 4 jam di KM 12,
jalan yang macet, sedikit insiden hingga baru bisa nyebrang laut jam 05.00
(hikmahnya dapat lihat sunset). Alhamdulilah. Kemudian saya tiba di Bandung
pada Minggu, 24 Februari 2019 jam 15.30 dan saya dijemput oleh mba yang baik
banget yakni mb Renny yang menampung saya selama 4 hari dan juga dek maya.
Keduanya mahasiswa S2 ITB. Keren banget…kemudian saya bersih-bersih dan
istirahat. Malamnya diajak mb Renny kuliner di luar dan sholat Isya di Masjid
Salman ITB.Alhamdulilah kesampean ke masjid Salman hehe. Selama prosesi LPDP,
saya terus sholat hajat dan sholat istikharah agar diberikan yang terbaik.
Keesokan harinya pada Senin, 25 Februari 2019 dari pagi-siang
saya di kos saja istirahat sembari baca buku PK LPDP, essay dan proposal
disertasi. Kemudian siang harinya keluar detail jadwal substansi saya yang
semuanya hari Senin, 26 Februari 2019 dimana verifikasi berkas jam 08.00,
wawancara jam 08.30 dan LGD jam 13.30 (jadwal ini kebalikan saat saya substansi
LPDP saat S2 di tahun 2015) hingga pada pukul 15.30, sebagian genk discord yang
tes substansi di Bandung meet up di
masjid Salman ITB dan dilanjutkan survey lokasi ke GKN Bandung Jalan Asia
Afrika. Saat di masjid Salman ITB yang hadir hanya saya, mas Isep, mb Iin dan
Mb Layla sedangkan Mb Muna masih dalam perjalanan. Kita membahas persiapan substansi,
kita saling sharing, berbagi dan
memotivasi satu sama lain. Kemudian tepat pukul 17.30 WIB, kita survey
GKN Bandung sebagai lokasi substansi. Mas Isep naik motor sedangkan saya, mb
Iin, mb Layla dan temannya naik gocar dan kena macet hingga kita sampai GKN
magrib..hehe. Pas di GKN mas Zidni juga menyusul.
Gambar 17.
Segelintir Genk Discord yang Survey GKN ( Arsip Penulis, 2019)
Kamudian, hari yang saya nantikan
setelah hampir setahun tiba. Seleksi Substansi sebagai partai puncak tiba. Saya
berangkat ke GKN jam 06.30 dari kos Mb Renny namun sarapan pagi dulu hingga saya sampai di GKN jam
07.15, ingat betul dek Zaldy sudah wa mba dimana , sudah sampai mana wkwwk.
Kemudian
pada pukul 07.30 kami melakukan absensi dimana robot memanggil nama saya dengan
mengeja wkwkw dan pada pukul 08.00 saya verifikasi berkas rasa wawancara karena
mas nya yang jadi staf LPDP cukup excited
melihat saya alumni LPDP PK 56 untuk
studi master dan usia 25 tahun udah mau S3 via LPDP lagi..hihi. Saya verifikasi
berkas hampir 30 menitan. Mas nya memberikan semangat.
Tips
substansi tahap Verifikasi Berkas
1.
Datang tepat waktu kalau bisa H-1 jam sudah dilokasi
2.
Bawa semua berkas asli dan jangan memanipulasi karena akan
langsung di Blacklist LPDP
3.
Susun semua berkas sesuai urutan pada kartu peserta agar
memudahkan saat verifikasi
4.
Tawakal optimal
Setelah selesai
verifikasi berkas, saya menuju ruang tunggu untuk menunggu panggilan seleksi
wawancara hingga pada pukul 08.30 saya dipanggil untuk memasuki ruangan
wawancara menemui para Interviewer di
meja 3. Seleksi wawancara memiliki bobot nilai terbesar pada tahap substansi. Seperti
biasa, saya mengawali dengan mengucapkan salam dan setelah diizinkan oleh Interviewer untuk duduk maka saya pun
duduk. Interviewer LPDP terdiri dari
tiga ahli yakni seorang akademisi, psikolog dan perwakilan LPDP. Sebelum
memulai proses wawancara, prof dari akademisi membuka dengan memperkenakan para
Interviewer dan menawarkan apakah
saya bersedia agar proses wawancara di rekam dan tentu saja saya bersedia.
Kemudian, saya diminta untuk
memperkenalkan diri secara singkat dengan menggunakan bahasa inggris. Saat itu,
saya memperkenalkan diri dengan menggucapkan salam, membuka, menyebutkan nama,
asal, jurusan asal dan universitas asal,
universitas tujuan, topik disertasi yang akan dikerjakan, publikasi, hobi dan pekerjaan.
Kemudian Bapak akademisi yang pertama mewawancarai
saya dengan menggali rencana kuliah, alasan melanjutkan studi S3 di UGM, riset
yang akan dikerjakan, alasan dan urgensi melakukan riset tersebut bagi keilmuan
biomaterial dan Indonesia, novelty
(kebaruan), pengalaman conference,
publikasi, alasan memilih material dan
metode penelitian, peluang keberhasilan dan kegagalan dari riset. Alhamdulilah,
saya telah membawa dua publikasi scopus dan proposal disertasi kemudian saya menunjukkan kepada beliau. Semua pertanyaan
yang diajukan akademisi bisa saya jawab dengan penuh integritas sesuai dengan
proposal disertasi saya tanpa berlebihan meski menurut beliau, jawaban saya
mengenai pertanyaan bila riset gagal apa yang akan Anda lakukan? Beliau maunya
saya menjelaskan plan B namun saya justru optimis tidak akan gagal karena riset
ini keberlanjutan dari riset saat studi S2 dan material/ bahan biogenik untuk
membuat HAp tersedia melimpah di Indonesia. Alhamdulilah, ibu Psikolog sangat appreciate dengan optimisnya saya. Hehe.
Kemudian bapak akademisi bilang sudah cukup dari beliau karena semua pertanyaan
bisa saya jawab . Saya diwawancarai oleh akademisi hampir 45 menit.
Sesi berikutnya dilanjutkan oleh
ibu Psikolog yang menanyakan pengabdian setelah lulus S2, motivasi
melanjutkan studi S3, usia, pengalaman organisasi, cara memimpin sebuah
kelompok dalam organisasi, perubahan besar yang pernah dialami dan cara
menghadapinya, masalah yang pernah dihadapi dan cara survive, punya pacar apa belum, anak keberapa. Semua saya jawab
dengan jujur, apa adanya namun tidak berlebihan sesuai kapasitas. Kemudian
ibu Psikolog bilang bahwa beliau ingin
mengetahui saya lebih dalam lagi hingga beliau menanyakan tentang keluarga dan
masalah terbesar yang dihadapi keluarga serta bagaimana cara menghadapinya agar
bisa bertahan. Untuk pertanyaan
ini, saya berusaha kuat menjelaskan dengan tidak mengeluarkan air mata tapi
ternyata ibu Psikolog mengambil tisu karena beliau meneteskan air mata. Beliau
pun bilang sama saya untuk tidak pura-pura menahan air mata dan saya diminta
menangis dan alhasil suasana menjadi sangat haru. Sesi bersama psikolog selama
kurang lebih 30 menit dan diakhir ibu Psiolog bilang bahwa saya perempuan yang
tangguh. Menurut beliau saya masih sangat muda dan lanjutkan saja langsung S3,
insyaallah negara takkan menyianyiakan. Saya pun yang awalnya banyak hopeless mulai sedikit timbul
kepercayaan diri hehehe.
Sesi terakhir dilanjutkan oleh
bapak dari LPDP yang saya lihat cukup appreciate
dengan saya. Beliau menanyakan pengalaman saat menjadi guru di pesantren,
lokasi pesantren, apakah mukim atau tidak, wawasan kebangsaan (bagaimana
pandangan saya mengenai perdebatan dalam muslim itu sendiri (saya berikan
solusi yang membangun), pandangan mengenai HTI dan organisasi radikal lainnya,
nasionalisme para pemuda zaman now (kaum milenial) dan cita-cita saya 20 tahun
kedepan mau jadi apa. Nah, Alhamdulilah saya membawa buku angkatan PK 56 LPDP
RI saat studi S2 dan disana terdapat profil saya dan saya di tahun 2045 mau
jadi apa (bagimu Indonesia). Saya tunjukkan kepada beliau dan beliau appreciate dan terharu dengan cita-cita
mulia saya. Sesi ini berlangsung kurang lebih 20 menit. Diakhir, bapaknya
bilang bahwa Indonesia takkan menyianyikan saya yang berkarakter tekun, kuat
dan visioner, InsyAllah (entah InsyaAllah apa), lanjutkan mimpi-mimpi muliamu.
Semua Interviewer selama proses
wawancara membuka laptop, mungkin untuk cross cek apakah saya jujur atau
berbohong dan mencatat pernyataan saya. Setelah semua selesai mewawancarai sekitar 90
menit, bapak akademisi menutup dengan closing
statement “ kami rasa sudah cukup dan sudah banyak mengetahui tentang Anda,
tunggu saja pengumuman resmi di akun, InsyaAllah “ (entah InsyaAllah apa ya)
hehe. Setelah itu, saya berpamitan sembari mengucapkan terimakasih dan salam.
Setelah keluar ruangan, saya hanya bisa pasrah dan tawakal kepada Allah agar
diberikan yang terbaik dan dihampiri oleh peserta yang lain yang bilang kalau
saya lama banget wawancara.Bagi saya, saya sudah sangat bersyukur bisa dapat
keajaiban hingga sampai seleksi puncak LPDP RI , saya yakin hasil apapun yang
Allah berikan itulah yang terbaik.
Tips Seleksi
Substansi Wawancara
1.
Persiapan yang matang salah satunya bergabung dengan grup via
aplikasi discord untuk latihan
2.
Harus memahami secara komprehensif rencana studi, alasan
memilih kampus, proposal disertasi, riset dan kebermanfaatan riset bagi
Indonesia, publikasi yang dimiliki serta akan menargetkan jumlah publikasi saat
studi doktoral dan pengabdian setelah pasca studi .
3.
Harus memahami essay konrtribusi yang dibuat, data-data di
formulir pendaftaran harus benar dan tidak memanipulasi karena akan di black list oleh LPDP
4.
Harus memahami Indonesia secara menyeluruh, berikan pandangan
berupa solusi yang membangun dan tidak memojokkan siapapun untuk setiap
permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia.
5.
Selalu jujur, apa adanya , integritas dan tidak berlebihan
dalam menjawab karena kalau kita berbohong ada Allah swt dan psikolog yang akan
mengetahui serta selama proses wawancara semua interviewer membuka laptop sepertinya sembari cross check
6.
Tawakal optimal dan meminta restu Ibu kita.
Setelah
selesai wawancara sekitar jam 10.00 an, saya bersama dengan mas Isep, Mb Iin,
Dek Yusman makan ke kantin. Saya pun seperti orang kelaparan wkkwkwkw. Kemudian setelah itu, saya bersiap-siap
menanti zuhur dan menunggu jadwal LGD jam 13.00.
Pada pukul 12.30, saya menunggu didepan
ruangan untuk tahap Leaderless Group
Discussion (LGD) sembari mencari teman-teman sekelompok saya untuk LGD.
Tepat pukul 13.00 WIB, kelompok LGD saya dipersilahkan masuk ruangan untuk
mengikuti tahap LGD. Seperti biasa ruangannya ada meja yang disetting bundar
(melingkar) dan masing-masing diatas meja
telah ada kertas yang berisi masalah yang harus dibahas. Dalam ruangan ada dua orang psikolog yang
menilai. Setelah dibuka oleh seorang psikolog, kami dipersilahkan untuk membahas
topik yang diberikan selama 25 menit dengan 5 menit dipakai untuk membaca
terlebih dahulu. Saat itu, kami mendapatkan topik mengenai “Tempat yang memberikan efek jera bagi narapidana eks koruptor, Lapas Suka
Miskin atau Lapas Nukakambangan”. Setelah 5 menit membaca, teman saya
Yusmantoro berinisiatif membuka dengan
memberikan pandangannya. Kemudian disusul oleh saya menyampaikan pandangan kalau saya
memberikan solusi dan menyesuaikan dengan pertanyaan. Saya memilih menempatkan
narapidana eks koruptor di Lapas Nusa kambangan dengan tidak mengambil HAM
mereka karena seorang koruptor sama kejam dengan teroris, mengambil uang rakyat
dan membunuh rakyat secara perlahan-lahan.
Untuk kelompok LGD saya kurang harmonisasi karena ada satu yang
mendominasi meski kita semua dapat kesempatan bicara dua kali. Diskusi kami pun
selesai dengan tidak sempat menyampaikan kesimpulan akhir karena ada yang
mendominasi tadi sehingga waktu banyak terbuang. Kita pun selesai pada pukul
13.55 dan keluar ruangan.
Tips Leaderless Group
Discussion
1.
Sering membaca dan memahami berita terkini mengenai Indonesia
baik sosial, hukum, ekonomi, budaya dan politik
2.
Persiapan yang matang salah satunya bergabung dengan grup via
aplikasi discord untuk latihan.
3.
Pahami topik dan mengajukan pendapat dengan memberikan solusi
yang membangun dan tidak menjatuhkan.
4.
Jangan mendominasi dalam kelompok misalnya terlalu lama
berbicara hingga teman-teman yang lain tidak mendapatkan kesempatan, selalu
ingin mengajukan pendapat, menjatuhkan pendapat orang lain dan tidak menjaga
etika selama proses LGD.
5.
Tidak ada moderator karena LGD sehingga kita berdiskusi
mengalir saja
6.
Dalam mengajukan pendapat, kita bisa memposisikan diri kita
misalkan sebagai ahli, masyarakat (pengamat) dan sebagainya.
7.
Sebelum LGD berakhir, kita sebaiknya memberikan kesimpulan
secara umum berikut solusi yang ditawarkan terhadap permasalahan yang dibahas.
Kemudian, saya menunggu
teman-teman saya yang masih mengikuti tahap seleksi hingga pukul 17.00 karena
kita mau mengunjungi alun-alun Bandung dan Masjid Raya Bandung. Hehe. Singkat
cerita, keesokan harinya pada tanggal 27 Februari saya diajak menjelajah
Bandung dengan pergi ke Kebon Begonia dan Farmhouse
di lembang oleh mb Renny. Kita pun keluar kos jam 07.00 WIB dengan mengelilingi
ITB dan baru pergi ke Lembang jam 08.15 WIB dengan estafet naik gocar nyambung
naik angkot wkwkkw. Pas sampai taman Begonia karena masih pagi jadi bisa puas
banget hunting foto. Setelah ke kebun Begonia, kita ke Farmhouse Lembang dengan naik angkot. Pukul 13.00 kita pun kembali
ke kota Bandung mencari oleh-oleh karena saya pulang ke Palembang via BUS pada
tanggal 28 Februari 2019 dan tiba di rumah tanggal 1 Maret 2019 pukul 16.00
WIB.
Gambar 18. Kenangan di Kebun Begonia, Farm House dan Masjid Raya Bandung (Arsip Penulis, 2019)
Singkat cerita, hari yang sudah
dtunggu oleh semua peserta seleksi substansi LPDP sebagai tahap puncak tiba. Tepat
pada hari Jumat, 15 Maret 2019 pukul 14.00 WIB dan posisi saya baru sampai
pintu depan rumah, LPDP telah mengumumkan hasil seleksi substansi. Semua grup
baik WA, discord dan telegram semua sudah ramai membahas dan bahkan Mas Isep
sudah WA saya bahwa beliau lulus seleksi substansi . Alhamdulilah, Barakallahu.
Jantung saya pun serasa mau copot dan campur aduk rasanya. Kemudian, saya
mengambil air wudhu dengan sembari Istigfar, saya membuka akun pendaftaran saya
dan ternyata………..Allah swt memberikan hasil yang terbaik dan anugerah yang besar buat saya dan keluarga.
Gambar 19. Hasil Seleksi Substansi LPDP RI Program Doktoral
2019 (Arsip Penulis, 2019)
Seketika suasana rumah menjadi
terharu, tak henti-henti saya, Ibu dan Lisa sujud syukur. Saya tak henti
menangis karena di usia saya yang masih 25 tahun, Allah berikan kesempatan dan
anugerah menempuh pendidikan terakhir duniawi melalui beasiswa yang sangat bergengi
, LPDP RI dan menjadi Awardee LPDP kedua kali. Alhamdulilah, negara begitu perhatian dengan wong cilik hingga SMP-S3 diberikan beasiswa. Alhamdulilah, Wasyukurillah. Seketika saya juga dilanda
kebingungan mau memilih homebase atau
LPDP RI hingga dua malam saya terus sholat istikhrah dan bartanya kepada yang
ahli hingga saya mantap untuk terus melanjutkan mimpi saya dengan menempuh
pendidikan S3 dengan beasiswa LPDP RI yang luar biasa penuh drama, lika-liku
dan perjuangan yang mengirinya. Alhamdulilah, Wasyukurillah, kini anak yatim
dan mantan buruh cuci menempuh pendidikan S3 dengan beasiswa LPDP RI.
Saya percaya bahwa setiap orang
memiliki takdir, jalan , cerita dan menginspirasi dengan perjuangan masing-masing. Kalau memang sesuatu telah ditakdirkan
untukmu maka akan kembali berpihak kepadamu dan menyapamu meski penuh drama dan
lika -liku, sekalipun ekspektasi dan
logikamu hopeless akan ada miracle dari Allah swt. Sebaliknya bila
sesuatu yang menurut Allah swt bukan menjadi takdirmu dan bukan terbaik untukmu
maka sekeras apapun ikhtiar dan doanya maka akan meninggalkanmu, ada saja cara
Allah swt menjauhkan dari mu. Karena Allah
is the best planner melebihi logika dan ekspektasimu miracle dari-Nya. Bila ada pertanyaan berapa volume air mata yang
keluar? Saya rasa sudah tak terhingga
antara air mata bahagia bahkan sebaliknya. .
Dengan segala kerendahan hati, saya ingin mengucapkan terimakasih
atas semua ilmu, doa dan kebaikan kepada:
1.
Allah Swt atas semua
anugerah, hidayah, pertolongan dan kebaikan
2.
Seluruh keluarga
terkhusus Ibu dan Lisa
3.
Para guru di SDN 123 Palembang, SMPN 14
Palemabang, SMAN 14 Palembang, semua dosen Prodi Pendidikan Fisika Unsri
terkhusus bapak Drs. Hamdi Akhsan, M.Si, Bapak Dr. Ismet, M.Si, Bapak Dr.
Ketang Wiyono, M.Pd, Bapak Apit Fathurrohman, P.hD, Bapak Muhammad Muslim, S.Pd.,M.Si
dan Ibu Dr. Ida Sriyanti, M,Si, Semua Dosen FMIPA Fisika UGM terkhusus bapak
pembimbing S2 dan calon promotor saya yang luar biasa baiknya yakni Bapak Dr.
Eng Yusril Yusuf, M.Si,M.Eng dan calon Copromotor saya Ibu Dr. Chotimah. Semoga
studi S3 selama 4 tahun kedepan penuh keberkahan dan dilancarkan oleh Allah
swt. Aamin, Allumma Aamin.
4.
Guru mengaji, Sahabat
terbaik, rekan kerja di Prodi Pendidikan Fisika UIN Raden Fatah Palembang,
Bimbel BTA 70 Jakarta, dan Ponpes Muqimus Sunnah Palembang
5.
Siapapun yang mendoakan
saya. Terimakasih atas doa dan kebaikan.
Mohon doanya, InsyaAllah saya akan memulai studi S3 saya pada
Januari 2020 dan sekarang sedang menanti jadwal Pengayaan Bahasa (PB) dan
Persiapan Keberangkatan (PK) LPDP RI sembari mengejar pertemuan MK di kampus hehe dan
senantiasa diberikan kekuatan dan kelancaran dari Allah swt dalam berjuang selama studi S3 di Jurusan
Fisika FMIPA UGM. Aamin, Allhumma Aamin.
Sang
Pejuang,
Mona Sari
Awardee Beasiswa Miskin Berprestasi SMPN 14 Palembang dan SMAN 14 Palembang
Awardee Bidikmisi Program Sarjana (2011-2015)
Awardee LPDP RI PK 56 Program Master (2015-2017))
Awardee Bidikmisi Program Sarjana (2011-2015)
Awardee LPDP RI PK 56 Program Master (2015-2017))
Awardee LPDP RI Program Doktoral 2019
Mba saya boleh ilnibta info gabung di group awardee lpdp santri. Saya tertarik ingin mendaftar, mba. Group wa ataupun telegram kalo memang ada. Tolong mab ya..
BalasHapusAssalamu'alaykum.. Mba, boleh liat essay lpdp s2 mb dulu? Dan 20 thun ke depan mba mau jadi apa?
BalasHapusMasyaallah terharu bangettt di usia 25tahun udah mau lanjut S3 apalah dayaku yang baru lulus S1 di usia tersebut😌😓
BalasHapus