Selasa, 04 Desember 2012

Makalah “Pengembangan Model Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)”



Kata Pengantar
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah Pengembangan Model Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran.
Kerangka materi yang tersaji dalam makalah ini disusun berdasarkan buku-buku referensi, serta jurnal UPI yang berkaitan dengan mata kuliah Belajar dan Pembelajaran. Adapun materi yang disajikan dalam makalah ini secara ringkas adalah :
1.      Pengertian Model Pembelajaran CTL
2.      Prinsip dan Karakteristik Model Pembelajaran CTL
3.      Komponen- Komponen Model Pembelajaran CTL
4.      Sintaks Model Pembelajaran CTL
5.      Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran CTL
6.      Analisis Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Pembelajaran CTL
Akhirnya, penyusun menyadari kalau makalah ini masih banyak memiliki  pembaca sebagai referensi untuk perbaikan dalam penulisan makalah berikutnya. Akhir kata, penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Wassalamualaikum wr.wb
Inderalaya,   September  2012

Penyusun



Bab 1 Pendahuluan
1.1  Latar Belakang

Mutu pendidikan sangat bergantung kepada kualitas pelaksanaan pendidikan disekolah-sekolah, tercermin dalam keberhasilan belajar siswa.Proses pembelajaran merupakan salah satu tahap yang sangat menentukan terhadap keberhasilan belajar siswa. Berhubungan dengan hal tersebut telah dilakukan banyak upaya oleh pemerintah dalammemacu dan meningkatkan kompetensi guru yang baik.
Fenomena yang ada memperlihatkan bahwa pembelajaran fisika hingga beberapa tahun terakhir ini dikategorikan rendah (Sarjono). Fenomena ini memberikan indikasi bahwa kemungkinan pembelajaran dipandang oleh sebagian besar guru sebagai proses pentransferan ilmu pengetahuan, akibatnya didalam proses pembelajaran masih menjadi link yang putus dengan pemrosesan kognitif yang terjadi dalam benak siswa, sehingga strukturisasi pemahaman konsep fisika yang terjadi pada benak siswa masih tetap lemah,siswa mengalami kesulitan memahami konsep-konsep fisika. Kebiasaan mereka belajar fisika yang berorientasi pada rumus-rumus jadi dalam pembahasan soal-soal secara langsung tanpa menghiraukan konsep-konsepnya.
Pendapat yang menyoroti rendahnya mutu pendidikan khususnya bidang sains IPA, disebabkan oleh:
· Cara mengajar guru-guru sains kurang menarik dan monoton.
· Guru kurang menguasai materi yang diajarkan.
· Guru kurang memberi kesempatan bertanya kepada siswa.
· Sebagian besar guru menyampaikan informasi dan rumusan konsep yang sudah jadi, tanpa mempedulikan munculnya rumusan konsep tersebut.
· Proses belajar mengajar masih terpusat pada guru, guru mendominasi proses belajar mengajar, sehingga siswa mengambil posisi pasif sebagai pembelajar karena segalanya telah diatur dan didominasi oleh guru.
· Proses beajar mengajar tidak dibiasakan untuk memecahkan permasalahna dalam kehidupan sehari-hari yang ada hubungannya dengan konsep yang sedang dipelajari, terlebih lagi tidak dibiasakan menyelesaikan suatu persoalan ditinjau dari perspektif konsep yang benar, sehingga menyebabkan siswa tidak terampil atau cakap dalam
memecahkan masalah.
Implikasi dari semuanya itu, guru harus dapat menciptakan suasana pembelajaran yang dapat menggali pengetahuan awal siswa, sehingga siswa dapat mengembangkan pengetahuan yang didapat serta secara aktif dapat menyeleksi, menyaring, memberi arti, dan menguji kebenaran atas informasi yang diterimanya. Disamping itu, pembelajaran harus dapat menghubungkan pengetahuan atau bahan yang akan dipelajari dengan pengertian yang sudah dimiliki seseorang sehingga pengertiannya dapat dikembangkan. Dengan kata lain, pembelajaran harus diubah dari yang terpusat pada guru (teacher centered), menjadi pembelajaran yang terpusat pada siswa (student centered).

Dasar pendapat diatas merupakan pandangan kontruktivisme. Pendekatan
kontrukivisme sangat sesuai untuk meningkatkan minat belajar siswa dan meningkatkan kualitas belajar siswa. Dengan menggunakan pendekatan kontruktivis fisika diajarkan bukan hanya “produk” tetapi merupakan sebagai “produk dan proses” dan proses inilah yang menentukan produk tersebut. Pendekatan kontruktivis membangun pengetahuan yang merupakan proses perolehan pengetahuan bukan sebatas mentransfer pengetahuan guru kepada anak didik, tetapi anak didik membangun pengetahuannya sendiri, sehingga anak didik benar-benar mengalami proses pengetahuan tersebut.
Banyaknya permasalahan dalam proses pembelajaran yang harus dipecahkan mendorong para ahli pendidikan untuk mencari sebuah pendekatan dan model pembelajaran. Berbagai upaya perbaikan yang hendaknya dilakukan dalam pembelajaran fisika dimasa datang yaitu dengan mengubah pendekatan orientasi behaviorisme dengan pendekatan kontruktivisme. Pendekatan kontruktivisme lahir dari kekurangpuasan para ahli pendidikan terhadap proses pembelajaran yang menganut orientasi teori behaviorisme. Teori kontruktivisme menyatakan bahwa pengetahuan baru yang diterima siswa bukan hasil penstransferan ilmu dari guru kepada siswa melainkan pengetahuan itu dibangun oleh benak siswa itu sendiri.
Hasil dari penelitian Suyitno Kangiden, dkk (1998) mengenai variasi pembelajaran fisika dan kaitannya dengan hasil belajar siswa diperoleh kesimpulan bahwa pola pembelajaran materi pelajaran dikelas yang lebih menjamin peningkatan hasil belajar adalah pola pembelajaran konseptual. Disarankan agar guru berusaha meningkatkan kemampuan mengembangkan pola pembelajaran yang berbasis konsep dan hubungan antar konsep secara menyeluruh, guru hendaknya lebih dapat memperkaya wawasan antara lain dengan mengkaji lebih banayk buku dan mengembangkan pola pembelajaran konseptual.

            Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut , maka penulis membuat makalah ini yang berjudul Pengembangan Model Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL )

1.2  Rumusan Masalah
1.      Jelaskan Pengertian dari model pembelajaran CTL ( Contextual Teaching and Learning ) !
2.      Sebutkan dan jelaskan prinsip dan karateristik dari model pembelajaran CTL !
3.      Sebutkan dan jelaskan komponen-komponen model pembelajaran CTL !
4.      Jelaskan sintak dari model pembelajaran CTL !
5.      Sebutkan dan jelaskan kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran CTL !
6.      Analisislah bagaimana pembelajaran fisika dengan pendekatan CTL !

1.3  Tujuan Penulisan Makalah
1.      Mahasiswa dapat memahami pengertian model pembelajaran Contextual Teaching and Learning ( CTL )
2.      Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan prinsip serta karakteristik model pembelajaran CTL
3.      Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan komponen-komponen model pembelajaran CTL
4.      Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan sintak model pembelajaran CTL
5.      Mahasiswa dapat menjelaskan kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran CTL
6.      Mahasiswa dapat menganalisis bagaimana pembelajaran fisika dengan pendekatan CTL 

" Bangunlah Sahabatku "


Bangunlah Sahabatku !!!
Sahabatku . . . .
Setiap kita pasti pernah terjatuh . ..
Gagal dalam hidup
Kalah dalam pertandingan . .
Atau terpuruk dalam kegagalan

Namun yakinlah . .
Yang membuat kita tercatat sebagai pemenang
Bukanlah dinilai dari seberapa sering kita terjatuh . .
Tapi dinilai dari seberapa sering kita bangkit dari  kegagalan kita

Sahabatku,,,
Disaat  terjatuh, jngn lupa bahwa engkau prnah berdiri
Bangunlah KAMU PASTI BISA . . .
Saat berduka, jangan lupa bahwa engkau pernah bahagia
Bangunlah , KAMU PASTI BISA

Sahabatku . ..
Tak ada manusia yang sempurna
Namun jadikan ketidaksempurnaan itu menjadi keunggulan dirimu
Ludwig van Beethoven salah satu komponis musik klasik dari jerman yang musiknya begitu indah ternyata seorang yang tuli . .
Bagaimana tangan-tangan gaib kegagalan bertindak , Seperti yang terjadi pada Thomas Alfa Edison yang percobaannya harus gagal 9996 kali sebelum menemukan bohlam lampu . .
Walt Disney yang harus 370 kali bangkrut . .
Bill Gates  yang harus drop out dari Harvard . ..

Sahabatku . .
Tugas kita bukan untuk berhasil
Tapi tugas kita adalah untuk mencoba
Karena dengan mencoba kemungkinan besar untuk berhasil aka nada
Orang-orang besar bermimpi besar dan bekerja besar
Maka energinya bukan untuk meratapi kegagalan tapi untuk mencoba
Maka dari itu bangunlah sahabatku . . .
Karena AKU BISA
KAMU BISA
KITA BISA
SEMUA BISA
SEMANGAT BERKARYA SAHABATKU !!!!!

"MUDA KARYA RAYA "

Senin, 03 Desember 2012

Wow. . .Pemilu Pakai Fisika ????

Pemilu Pakai Fisika

Fisika dan Pemilu? Aneh apa hubungannya? Apa mungkin Fisika
dihubungkan dengan Pemilu? Fisika kan ilmu eksak, sedangkan pemilu itu
berhubungan dengan ilmu sosial, mana mungkin bisa nyambung? Pertanyaan ini
mungkin bisa muncul dibenak kita semua. Namun dengan semakin berkembangnya
ekonofisika dan sosiofisika, hubungan ini jadi mungkin. Ayo kita lihat bagaimana
hubungan fisika dan pemilu itu.

Pemilu 2004 merupakan pesta demokrasi. Seluruh rakyat berbondongbondong
ke tempat pemungutan suara untuk menentukan masa depan negara. Satu hal
yang menarik dari pemilu 2004 adalah pemilu ini merupakan pemilu langsung. Tiap
orang mencoblos tidak hanya logo partai, tapi juga orang-orang yang akan duduk di
kursi legislatif (Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah) serta kursi
eksekutif (kursi presiden dan wakil presiden). Sudah satu jenjang pemilu yang kita
ikuti, yaitu pemilihan legislatif, sekarang kita akan memasuki pemilihan eksekutif
yang tentu menyimpan fenomena yang sangat menarik untuk diamati. Jika
pergerakan saham menjadi fokus perhatian ekonofisika (econophysics), maka
pemungutan suara dan pemilu bisa merupakan salah satu pusat perhatian sosiofisika
(sociophysics).

Bagaimana fisika memandang pemilu 2004? Informasi apa yang bisa kita
ambil dari susunan perolehan suara yang ada? Angka-angka perolehan suara tiap
partai dan tiap calon anggota DPD tentu menyimpan makna yang menarik untuk
dibedah. Di luar analisis statistika yang berkembang saat ini, fisika mempunyai
metode mekanika statistik yang menarik untuk menganalisis data-data perolehan
suara. Metode ini sudah biasa digunakan dalam ekonofisika.
Para ahli statistik tahu bahwa semua data memiliki sifat distribusi. Distribusi
yang paling terkenal adalah distribusi Gaussian yang sering disebut distribusi acak.
Artinya jika sistem itu mempunyai sifat acak yang tinggi maka distribusinya
cenderung Gaussian. Bentuk distribusi ini seperti bentuk sebuah bel.
Distribusi lain adalah distribusi power-law (distribusi hukum pangkat).
Distribusi ini dinyatakan dalam persamaan sederhana P(x) ~ x-a (x pangkat minus a)
dengan a merupakan suatu bilangan konstan. Pada distribusi ini terjadi kesenjangan distribusi, populasi tidak tersebar merata, ada bagian yang populasinya sangat banyak,
tetapi ada bagian yang populasinya sangat sedikit.

Sifat distribusi power-law ini dapat ditemukan dalam peristiwa fisika
terutama yang berhubungan dengan keadaan kritis. Misalnya air pada suhu 374
derajat Celsius dan tekanan sekitar 220 atm. Pada kondisi ini air berada pada kondisi
kritis yaitu antara cair dan gas. Ketika suhu air dinaikkan sedikit saja, massa jenis,
kompresibilitas dan viskositas air ini akan berubah secara drastis mengikuti powerlaw
(hukum pangkat). Apa yang menyebabkan demikian? Disini molekul-molekul air
melakukan tindakan mengatur dirinya (self-organizing critically) untuk mengubah
massa jenis, kompresibilitas, dan viskositas air tersebut.


Designed by Animart Powered by Blogger