Kamis, 23 April 2015

Menjadi Guru Privat sejak Duduk di Bangku SMP



Menjadi Guru Privat sejak Duduk di Bangku SMP
Monasari, S.Pd

            Tidak semua anak bisa merasakan kebahagiaan saat masa remaja. Hal ini terjadi dengan saya. Semuanya bermula saat ayah meninggal dunia ketika saya duduk di bangku SMP kelas VIII.  Beliau meninggal karena menderita penyakit paru-paru basah. Sepeninggal Ayah, kehidupan kami pun menurun drastis, mulai dari kondisi ekonomi keluarga, dan tekanan  psikologis ibu, saya dan adik perempuan saya. Banyak orang yang menduga saya dan adik akan putus sekolah. Kondisi perekonomian keluarga yang semakin menurun ini membuat Ibu saya harus bekerja menjadi tukang cuci agar kami bisa tetap makan dan sekolah karena  bagi Ibu, beliau rela berjuang sampai berdarah-darah agar kami bisa tetap sekolah. Kondisi ini membuat saya sebagai anak pertama pun  mulai berpikir untuk membantu meringankan beban Ibu. Kebetulan, saya selalu menjadi juara kelas saat SD dan Juara Umum I saat kelas VII dan VIII di SMPN 14 Palembang. Beberapa teman dan tetangga saya pun sering meminta diajari pelajaran yang belum dimengerti seperti matematika, fisika, dan biologi terkadang saya diberikan makanan, uang jajan dan perlengkapan sekolah. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak teman-teman meminta saya menjadi guru privat mereka. Saya pun tidak menolak karena saya memang suka berbagi ilmu dengan mengajari mereka dan tidak pernah saya meminta imbalan untuk gaji. Namun, beberapa dari mereka tetap memberikan uang berkisar Rp 20.000-Rp 30.000/bulan. Saya sangat bersyukur atas rezeki ini karena bisa membantu untuk sekolah adik saya yang masih SD. Karena prestasi ini, saya juga mendapatkan beasiswa dari Bank BNI sebesar Rp 1000.000 untuk biaya sekolah.

Setiap hari, kami menjalani kehidupan serba kekurangan. Singkat cerita, satu tahun pun berlalu dan akhirnya saya lulus SMP dengan nilai tertinggi. Nah, disinilah saya kembali merasakan dilema karena Ibu tidak mempunyai biaya untuk saya melanjutkan ke SMA padahal saat itu, saya sudah diterima di SMAN 14 Palembang jalur PMDK (tanpa tes). Seperti biasa, banyak yang beranggapan kalau saya tidak akan bisa sekolah lagi bahkan ada yang terang-terangan berbicara langsung kepada saya kalau anak tukang cuci harus sadar dan tahu diri. Selain itu, ada juga yang menghina Ibu saya dengan mengatakan kalau bermimpi jangan ketinggian. Mendengar hal itu, awalnya saya sangat bersedih apa mungkin tidak ada kesempatan bagi saya ?.Namun, ibu menguatkan sehingga membuat saya bertekad keras untuk terus sekolah sampai pendidikan tinggi agar mampu mengangkat harkat dan martabat keluarga ini. Tanpa diduga, kekuasaan Allah memang besar karena Allah menurunkan rezekinya kepada kami melalui orang lain. Akhirnya, saya bisa bersekolah di SMAN 14 Palembang. Karena prestasi saya yang selalu menjadi juara umum I, saya mendapatkan beasiswa dibebaskan seluruh biaya selama satu tahun. Saat itu, saya merasa bersyukur karena tidak semua anak miskin memiliki kesempatan ini. Saat itu, saya bertekad dan tekun untuk menggapai impian saya menjadi seorang guru, saya selalu tekun belajar sehingga alhamdulilah saya selalu menjadi juara kelas selama 6 semester dan menjadi juara umum I selama 4 semester. Selama SMA pun, pagi sampai siang saya sekolah kemudian sore sampai malam, saya mengajar privat SD dan SMP. Bagi saya, ilmu akan semakin bermanfaat jika sering diberikan kepada yang lain. Perjuangan saya tidak berhenti sampai disana, meski saya harus sekolah sambil mencari tambahan, saya pun harus pergi ke sekolah dengan berjalan kaki dari rumah (perumnas sako baru) ke sekolah (kenten laut) setiap hari untuk menghemat ongkos.
Sejak kelas X SMA, saya tertarik dengan pelajaran fisika karena awalnya gurunya yang berkesan dan menurut saya, belajar fisika itu asyik karena ada perhitungan, rumus matematis, membahas fenomena alam semesta yang membuat kita berdecak kagum dengan ciptaan-Nya. Saya pun direkomendasikan sekolah untuk terus melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi dengan mengambil jurusan FKIP Fisika Univerisitas Sriwijaya jalur undangan. Guru-guru optimis saya bisa diterima di Universitas Sriwijaya melalui jalur undangan dan mendapatkan beasiswa bidik misi (beasiswa miskin berprestasi) yang merupakan program bapak presiden SBY. Ternyata, Allah memberikan berkah kepada saya. Saya diterima di Universitas Sriwijaya Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sriwijaya jalur undangan.

Perjuangan awal pun dimulai, semester awal pun saya lalui dengan perjuangan berat dimana saya harus kuliah pulang pergi dari perumnas sako-Inderalaya selama 2-3 jam setiap 5 hari. Kadang saya sampai dirumah sudah magrib dan saya harus langsung mengajar privat untuk tambahan ongkos dan SPP. Selama 5 bulan, saya menjalani rutinitas seperti itu. Namun, Allah swt tidak membiarkan saya merasakan kesulitan terlalu lama karena dibuka pendaftaran beasiswa bidik misi APBN-P dan saya pun direkomendasikan untuk mendapatkan beasiswa itu. Alhamdulilah saya dinyatakan lulus mendapatkan beasiswa bidik misi APBN-P dan sejak saat itu, kami tidak perlu khawatir lagi dengan masalah biaya kuliah. Meski demikian, saya tetap mengajar privat karena saya memang suka mengajar anak-anak yang sudah dekat sekali secara emosional.
Selama kuliah, saya selalu berusaha melakukan yang terbaik, belajar tekun, aktif mengikuti beberapa organisasi kampus yang dapat meningkatkan kemampuan saya seperti KSU-UREAD ( Unsri Riset dan Edukasi) saat semester 2 dan 3, DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa) KM FKIP, HIMAPFIS ( Himpunan Mahasiswa Pendidikan Fisika) dan BO-BAROKAH ( rohisnya fakultas). Banyak sekali ilmu yang saya dapatkan. Selain itu, saya juga aktif mengikuti seminar-seminar dan program kewirausahaan selama kuliah. Alhamdulilah, saya dan beberapa rekan mendapatkan dana kewirausahaan dari DIKTI  pada tahun 2012 dan 2014. Dana tersebut kami gunakan untuk membuka usaha Jus. Dari kegiatan kewirausahaan pun, kami berkesempatan mengikuti kegiatan seminar sosialiasai kebijakan Technopreneur Camp VI  dari Kementrian Perekonomian RI dengan pembicara bapak M. Hatta Rajasa.

Selain aktif di kegiatan organisasi, saya juga berusaha menjadi yang terbaik dalam hal akademik. Alhamdulilah, saya terpilih dua kali mewakili Unsri mengikuti olimpiade sains nasional bidang fisika dari Dikti pada tahun 2012 dan 2013. Selain itu, IP Semester saya selalu diatas 3,5. Alhamdulilah, saya bisa menamatkan S-1 FKIP Unsri selama 3 tahun 5 bulan dengan IPK Cumlaude (dengan pujian). Saya menjadi lulusan tercepat bisa menyelesaikan studi selama 3 tahun 5 bulan. Saya mengerjakan skripsi di semester VII sambil PPL dan merawat adik saya yang sakit gangguan hormonal di bulan November 2014 (detik-detik akhir semester VII). Namun, Allah SWT memberikan kelancaran dan pertolongan kepada saya.

Akhirnya, perjuangan mengarungi bumi Perumnas Sako (Palembang)-Inderalaya selama 3 tahun 5 bulan membuahkan hasil yang terbaik. Saya bisa menjadi wisudawati tercepat, alumni bidik misi cumlaude dan sebelum saya wisuda pun, Alhamdulilah saya bisa diterima mengajar di Ponpes Muqimus Sunnah sebagai guru MTS dan MA bidang studi fisika. Saya juga diterima bekerja di dua bimbel ternama.  Semua  ini dapat terjadi karena kuasa Allah, doa seorang Ibu yang luar biasa, doa dari adik saya, keluarga, dukungan dari dosen dan semuanya. Sejak saat ini, rasanya kesempatan baru bagi saya dan keluarga terbuka lebar karena saya sudah bisa sedikit mengangkat derajat dan harkat martabat ibu saya yang hanya sebagai tukang cuci. Saya sangat bersyukur karena saya mungkin berkesempatan menuntut ilmu lagi jenjang S2  melalui program beasiswa LPDP jalur afirmasi bidik misi yang sekarang sedang saya perjuangkan. Bagi saya, tidak boleh menyerah pada impian dan tidak boleh berhenti untuk terus belajar dan belajar karena bagi saya sukses terbesar itu ketika kita bisa terus belajar, kemudian terus membagi ilmu kita dengan sesama terutama kepada mereka yang tidak berkesempatan untuk mengenyam pendidikan karena tidak mampu secara ekonomi dan tentunya mengangakat derajat dan harkat martabat orang tua kita. Sukses terbesar bagi saya adalah ketika saya mulai bisa bermanfaat bagi orang lain dengan saya menjadi guru  privat sejak SMP dan mengangkat derajat dan harkat martabat keluarga saya. 

by : Monasari, sang pemimpi...
"You are what you think , if you think can, you can"
                                                                           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed by Animart Powered by Blogger