Kamis, 23 Juli 2015

The Miracle of Courage ( Cerita dibalik Tes TPA OTO BAPPENAS Pertama Kali dan Tembus 500 an)

The Miracle of Courage
( Cerita dibalik Tes TPA OTO BAPPENAS 14 Juni 2015)


Sebagai salah satu anak yang berasal dari kaum “wong cilik” dengan sebuah mimpi besar harus memiliki kenekadan yang bisa disebut “gila”  jika ingin mewujudkan mimpinya itu. Hal ini terjadi dengan saya saat mengikuti Tes TPA OTO Bappenas pada 14 Juni 2015 kemarin. Sertifikat tes ini nantinya berguna untuk mendaftar program S2 di beberapa universitas seperti UGM, ITB, ITS dan lainnya. Kebetulan saya akan melamar program S2 Ilmu Fisika UGM dengan jalur beasiswa LPDP Afirmasi Alumni Bidik Misi Cumlaude  Kementrian Keuangan. Walaupun saya harus menyadari kalau saya baru bisa mendaftar ke UGM tahun 2016 sesuai aturan beasiswa namun tak ada salahnya jika ingin mencoba tes TPA sekalian mengukur kemampuan juga. Mungkin saja skornya bisa tembus 500-an karena ini tes pertama kali bagi saya.
            Awalnya, ekspektasi untuk langsung lanjut S2 tahun 2015 setelah wisuda S1 sangatlah tinggi, dukungan dari berbagai pihak seperti dosen pembimbing, kaprodi, kajur bahkan dekan pun mengalir deras  karena saya tamat 3 tahun 5 bulan dengan IPK cumlaude 3.59 dan alumni bidik misi Universitas Sriwijaya namun karena saya memiliki tanggung jawab sebagai tulang punggung keluarga membuat saya mengalami kegalauan yang luar biasa. Saya harus membuat pilihan apakah langsung lanjut atau bekerja dulu. Namun, Allah swt memberikan solusi terbaik yang akhirnya saya memilih tetap melanjutkan S2 dengan mengikuti jalur beasiswa jadi sembari bekerja tak lupa juga mendaftar beasiswa. Singkat cerita, sebenarnya buku panduan belajar TPA sudah saya beli dengan gaji pertama saya mengajar pasca wisuda pada bulan Februari 2015 dan sempat menjadi pajangan takkala saya kalut dan galau menentukan pilihan, tapi akhirnya saya tersadar bahwa hidup akan terus berlanjut dan saya tak mau menjadi orang merugi dengan waktu sehingga diawal bulan mei,  Saya merasa jika buku TPA dengan harga mahal hanya digunakan sebagai pajangan saja sungguh saya termasuk orang yang merugi karena sertifikat tes TPA OTO Bappenas berlaku selama dua tahun jadi jika saya mengambil tes tahun 2015 akan berlaku sampai 2017 sehingga tidak ada yang sia-sia. Akhirnya, saya nekad mengikuti tes TPA OTO Bappenas yang kebetulan diadakan di SPS IPB Bogor pada 14 juni 2015.
            Seperti yang telah diketahui, Tes TPA OTO Bappenas adalah tes untuk mengukur kemampuan seseorang yang meliputi kemampuan verbal, numerik dan penalaran bagi seseorang yang ingin melanjutkan studi S2, S3 dan mengikuti tes-tes lain seperti CPNS, TNI, POLRI dsb. Tes ini terdiri dari 250 soal yang harus dikerjakan selama 3 jam. Biaya tes TPA OTO Bappenas sebesar Rp. 325.000. Berapapun skor TPA yang didapatkan peserta  maka peserta akan tetap mendapatkan sertifikat yang berlaku selama dua tahun. Inilah salah satu kelebihan dari tes TPA OTO Bappenas, selain itu, sertifikatnya pun dapat digunakan dimanapun dan diakui secara nasional. Tes TPA OTO Bappenas biasanya dilaksanakan sebulan sekali oleh Bappenas atau beberapa program pascasarjana universitas tertentu bekerja sama dengan Bappenas seperti kampus IPB.
            Tentunya, masing-masing universitas memiliki syarat nilai TPA berbeda-beda. Nilai TPA berkisar antara 200-800. Untuk S2, skor yang harus dicapai rata-rata 500 namun ada beberapa PTN mensyaratkan dibawah 500 seperti ITB sekitar 475 dan ITS sebesar 450. Dengan skor itu, seseorang dapat dianggap mempunyai kemampuan rata-rata. Sedangkan, studi S3 harus ditempuh minimal mencapai skor 550 atau bahkan 600.
            Akhirnya, dengan modal  dukungan dari  ibu, dosen pembimbing, dan guru mengaji,  saya nekad dan semangat saja berangkat ke Bogor pada 13 Juni 2015 untuk mengikuti tes TPA OTO Bappenas. Sebetulnya, saya juga tidak mengetahui lokasi tes namun rasa takut dikalahkan dengan kemauan dan semangat yang tinggi. Saya naik pesawat ke Jakarta dan tiba di bandara Soetta sekitar jam 17.30, untuk ke bogor Alhamdulilah saya diantarkan oleh temannya teman saya. Ya biasa perjalanan dari Jakarta-Bogor jika dalam waktu normal hanya membutuhkan waktu 2 jam saja ternyata harus menempuh perjalanan 4 jam karena macet di Jakarta dan kami juga sempat makan malam di salah satu restoran di Cibubur. Kebetulan malam minggu jadi ceritanya malam mingguan di Cibubur. Akhirnya, kami pun tiba di Bogor jam 22.00 WIB dan saya pun langsung istirahat karena keesokan harinya pelaksanaan tes yakni Minggu, 14 Juni 2015 di SPS IPB.
            Minggu pagi pun tiba dan disini luar biasa baru merasa kelelahan  karena badan saya semua pegal, mata mengantuk dan sedikit pusing tapi saya tetap optimis, nekad, semangat dan terus tawakal untuk menjawab soal tes TPA karena saya sudah jauh-jauh dari Palembang. Yaa.. kondisi fisik tak memungkiri sangat mempengaruhi saya dalam mengerjakan 250 soal TPA. Kecermatan, kecepatan sangat dituntut dalam mengerjakan. Setiap saya merasa blank dan lupa, saya berdoa saja kepada Allah Swt untuk melancarkan dan menyegarkan pikiran saya agar diberikan ketenangan dalam menjawab soal. Saat itu, saya hanya berharap bisa mencapai skor 500 saja karena skor itu yang dibutuhkan melamar ke UGM. 
            Akhirnya, waktu tiga jam berlalu sehingga tes selesai dilaksanakan. Saya terus berdoa saja agar Allah mengabulkan harapan-harapan saya. Saya dan teman memutuskan untuk mengambil sertifikat di Jakarta saja pada hari Jumat, 19 Juni 2015 di Gedung Yarnati ( kantor operasioanal Bappenas Jakarta Pusat) sehingga saya menginap di tempat keluarga di Bogor selama 3 hari dan kemudian pada Rabu sore, saya ke Cikini, Jakarta Pusat dengan naik kereta dari stasiun Bogor-Cikini. Kesempatan tinggal di Jakarta Pusat selama tiga hari tidak saya sia-siakan untuk mengunjungi gedung LPDP Kemenkeu, kantor Bappenas, dan mengitari Jakarta . Akhirnya, saya bisa sharing langsung  dengan CSO LPDP dan Bappenas. Semua dilakukan dengan modal nekad saja karena saya sendirian mengitari Jakarta Pusat naik bajaj, metromini hingga sempat nyasar  ke kediaman keluarga cendana., pasar Senen. Sungguh great experience !!!.
            Akhirnya, waktu yang dinanti-nanti pun tiba. Tepat hari Jumat, 19 Juni 2015, saya pergi ke gedung Yarnati, Jakarta Pusat untuk mengambil hasil tes TPA. Saya sangat deg-degan juga berapa skor TPA yang pertama ini. Sepanjang perjalanan menuju gedung, saya terus berdoa semoga Allah memberikan hasil terbaik. Ternyata saya pun dibuat semakin penasaran dan deg-degan, rasanya jantung mau copot..hehe. karena kantor operasional Bappenas pindah ke Wisma Bakrie 2 di daerah Kuningan. Karena ingin mengejar waktu, saya memutuskan naik taksi saja dari Jakarta Pusat ke Kuningan (padahal komitmen saya anti naik taksi selagi ada metromini karena yaa alasan klasik..hemat ongkos ^^).
            Tibalah saya di Wisma Bakrie 2,tempat pengambilan sertifikat TPA OTO Bappenas. Jantung ini rasanya mau copot takkala perlahan-lahan membuka amplop dan melihat skor. Semua perjuangan akhirnya membuahkan hasil terbaik, ternyata Allah memberikan karunia lagi. Alhamdulilah tes TPA pertama saya tembus skor 537,77. Saya pun langsung sujud syukur dan meneteskan air mata karena awalnya saya tidak yakin bisa mencapai skor 500 an untuk tes pertama kali ini. Dengan modal sertifikat ini, saya bisa mendaftar ke PTN terbaik misalnya UGM dan ITB. Alhamdulilah, Allah  selalu menurunkan pertolongan bagi hamba-Nya yang senantiasa berusaha, ikhlas dan tak henti meminta kepada-Nya. Soo.. bagi siapapun yang berasal dari kaum wong cilik yang memiliki mimpi besar, teruslah berani mencoba dan mencoba. Jangan malu dengan status sosial, biarkan kritikan pedas terus menghampiri, jadikan itu sebagai motivasi dan jangan lupa bertawakal kepada-Nya, terus bersyukur dan ikhlas,  menghormati orang tua, guru, dosen, rekan-rekan sejawat. Semoga pengalaman saya bisa memotivasi.
            Akhirnya, sertifikat TPA pertama dengan skor 537.77, saya simpan rapi-rapi untuk modal mendaftar PTN pada tahun ajaran 2016/2017. Perjuangan belum selesai sampai disini, ini masih permulaan karena selama setahun kedepan, saya kembali mengabdi dulu di sekolah sebelum menetap di bumi perantauan. Saya pun masih menunggu pengumuman LPDP yang insyaallah akan keluar pada bulan Agustus 2015 ( hasil seleksi berkas) dan September ( hasil wawancara). Nantikan cerita selanjutnya yaaa...Insyaallah saya akan dipanggil wawancara di Bintaro, Jakarta Selatan pada bulan Agustus nanti.  Amin^^. Yaa tentunya benar-banar berangkat sendirian lagi. Hehe. Insyaallah akan ada cerita-cerita indah berikutnya.
Sedikit TIPS untuk sukses tes TPA bagi  yang pertama kali mengikuti :
  • Seringlah mantengin web bappenas untuk melihat jadwal tes TPA (search ada di google dengan keyword “ jadwal tes TPA Bappenas langsung keluar kok... hehe ^^) atau kunjungi web ini http://koperasi.bappenas.go.id/tpabappenas/jadwal-tpa/
Designed by Animart Powered by Blogger