Kamis, 03 Juni 2021

Air Mata sebagai Puncak Ekspresi

Air Mata sebagai  Puncak Ekspresi



Kadangkala bagi seorang yang Saleha mampu mengeluarkan air mata hingga menangis dalam sunyi ketika sedang berkomunikasi dengan Tuhan-Nya, tiada lain ialah Allah swt
Mampu tersimpuh menangis dalam sunyi setelah mengingat dan bermuhasabah atas dosa dan kealpaan yang dibuat.
Namun, bagi yang belum dan masih belajar untuk menjadi Saleha, kadangkala mengeluarkan air mata untuk hal yang bernilai duniawi dan sangat receh bisa terjadi sebagai bentuk akumulasi rasa terutama yang memiliki jiwa melankolis dalam dirinya dan tidak bisa mengungkapkan rasa marah.

Bagi jiwanya memiliki karakter melankolis ketika hatinya tersayat untuk sesuatu yang berulang, air mata adalah senjata dan cara menyampaikan ekspresi sesungguhnya.
Sekalipun dalam dirinya juga dominan karakter yang paling kuat, pantang menyerah, gigih dan tahan banting dalam hal ini korelis tetap akan mendadak melow. 
Itulah manusia yang hanya butiran atom, banyak kekurangan dan kealpaan.
Pemilik kesempurnaan hanya Allah swt. Lantas apa yang mau dibanggakan dengan waktu hidup yang sebentar ini? Self Reminder bagi MS.


Setelah mengeluarkan air mata bagi seorang melankolis ialah terus berpikir sampai mendapat kata kunci Hikmah,
Karena manusia memang tempatnya lupa dan lalai, jadi jangan ditahan ketika  mata akan bertindak dengan mengeluarkan air matanya, karena rasa telah mencapai puncaknya hingga harus dikeluarkan ekspresinya.
Setangguh-tangguhnya seorang yang namanya perempuan, dia adalah perempuan dimana fitrahnya 1% logika, 99% bermain rasa makanya Allah swt pasangkan dengan laki-laki untuk saling sejiwa. 

Pada akhirnya kusadari, mengucap Alhamdulilah, banyak istigfar, syukur, tabah dan berbahagia adalah kunci membalut segala rasa.
Jangan kecewa, karena Allah swt telah menciptakan kita dengan sebaik-baiknya..
Kita semua istimewa dengan cerita, lika liku, kisah dan perjuangannya. 
Karena selalu ada tempat belajar memaknai kehidupan untuk menjadi pribadi naik kelas menuju kebaikan. 
Dan mengeluarkan air mata sebagai puncak menyampaikan ekspresi bukan pertanda bahwa kamu sedang rapuh, hanya saja kamu butuh waktu recovery membalikkan rasa.
Pada Akhirnya, hanya Allah swt yang mampu membolak-balikan hati, semoga sehat, selamat dunia akhirat.

Teruntuk yang memberikan saya pelajaran hebat melalui fenomena receh wkwkw,   terimakasih atas semuanya.. 
Kuberdoa, smoga kau sehat selalu dan selalu berbahagia menjalankan tugas dan peranmu..
Karena peranmu dan peranku berbeda. 
Kusadari, tindakanmu tetap ada nilai kebaikan buat kebaikanku kedepan.
Alhamdulilah, wasyukurilah. 
Setelah menulis ini, hatiku sudah lapang karena diam dan menyampaikan rasa dalam bentuk tulisan adalah jiwaku. 
Semoga kita tidak pernah saling bertatap mata karena aku tidak mau kehilangan energi positifku.
Semoga kita tidak saling membuang energi lagi karena energiku untuk sesuatu yang lebih penting saja. Ya bisa jadi, kamu emang tidak penting untukku maaf ya ..

Sungguh lucu drama kehidupanku, 
Tangguh untuk hal yang penting namun melow untuk hal yang receh.
Mohon maafkan saya yang masih polos ini

Udah hampir 2 tahun tidak mengeluarkan air mata yang bertumpah-tumpah jadi ingin sekali merekamnya dalam blogku ini bahwa pernah mengeluarkan air mata untuk sesuatu yang receh haha.

Dibawah langit DIY, 3 Juni 2021

MS 


Senin, 30 Maret 2020

Kisah Wong Cilik Menyelesaikan Studi S2, Menyapa Negeri Sakura dan Menempuh Studi S3 melalui Beasiswa LPDP RI


Kisah Wong Cilik Menyelesaikan Studi S2, Menyapa Negeri Sakura dan  Menempuh Studi S3
melalui Beasiswa LPDP RI
Oleh: Mona Sari, S.Pd.,M.Sc


Pada kesempatan kali ini saya kembali dengan tulisan yang cukup menguras pikiran dan hati. Alhamdulilah, disaat perempuan pada umumnya seusia saya yakni 25 tahun (saat pengumuman kelulusan LPDP S3 pada 15 Maret 2019) yang sedang asyiknya membangun keluarga dan karir, saya justru memilih melanjutkan pendidikan tertinggi yakni studi S3 di Jurusan Fisika FMIPA UGM. Saya percaya bahwa setiap orang memiliki takdir, jalan, cerita dan menginspirasi dengan  perjuangannya masing-masing. Atas doa dari keluarga, para guru dan dosen serta sahabat, saya bisa mendapatkan beasiswa LPDP untuk studi S2 dan S3 sehingga dalam tulisan ini, saya akan menulis kisah manisnya menjadi Awardee LPDP dari S2 hingga sekarang menempuh  S3 dengan LPDP RI.
            Alhamdulilah, segala puji bagi Allah swt Melalui Beasiswa LPDP Afirmasi Bidikmisi PK 56, gadis dari pinggiran kota Palembang yang merupakan orang kecil yang saat SMP dan SMA sering panas dan gatal telinganya karena sering dibilang "mimpi disiang bolong" berkesempatan belajar hingga menamatkan studi S2 di Departemen Fisika UGM selama 1.5 tahun ( 2016-2017) hingga bertemu dengan sahabat terbaik dan dosen pembimbimg tesis yang luar biasa baiknya. Disaat-saat akhir dari  1.5 tahun itu pula, orang kecil ini pun dapat melihat dunia yakni Negeri Sakura dan singgah di Negeri Ginseng yang dulu hanya menjadi mimpi indah untuk mengikuti Biomaterial International Conference, Fukuoka, Japan, 20th-24thAugust 2017 yang mengantarkannya bertemu dengan semua yang hebat dari negeri yang hebat tentunya ilmu, pembelajaran, kebaikan dan pengalaman di Kyushu University, Japan meski hanya beberapa hari.   
            Kesempatan menuntut ilmu di studi  S2 ini pun memberikan pembelajaran dan pengalaman mengetahui dunia publikasi paper baik proceeding maupun jurnal bereputasi yang dulu hanya sekedar tahu hingga pada akhirnya penulis memiliki publikasi di International Journal of Nanoelectronics and Materials Terindeks Scopus Q3 (Published Juli 2018, Vol 11No.3) dan di IOP Conference Series: Material Science and Engineering Vol 432 (2018) terindeks Scopus.   Penulis bersama promotor dan tim riset biomaterial S2 Tahun 2016 juga menulis buku yang berjudul Hidroksiapatit Berbahan Dasar Biogenik diterbitkan oleh UGM Press pada Agustus 2019.

Alhamdulilah, Allah swt memberikan kesempatan dan anugerah kembali yakni menempuh pendidikan S3 melalui beasiswa LPDP RI dan menjadi Awardee LPDP kedua kalinya untuk program S3 di program Doktor Fisika FMIPA UGM pada usia saya 25 tahun. Selama studi S3 di semester 1, saya banyak melakukan aktivitas riset, seminar, coaching dan training terkait penelitian disertasi saya hingga dari kegiatan tersebut, saya mendapatkan banyak pengalaman dan kebaikan. Pertama, sebelum masuk kuliah pada tanggal 14 Agustus 2019, saya berkesempatan mengikuti kegiatan Asean Summer Course Bioceramics 2019 dari 9 Juli-20 Juli 2019 di UGM dan ITB sebagai participant. Kemudian pada tanggal 4 Agustus-18 Agustus 2019, saya membantu promotor saya (Dr. Eng Yusril Yusuf, M.Si., M.Eng) membuat Proposal Hibah Penelitian Dikti Kategori penelitian Kompetitif Nasional 2019 untuk pelaksanaan penelitian tahun 2020-2022.  Kemudian, dari tanggal 18 Agustus 2019, saya telah mengambil data awal penelitian. Pada tanggal 12-13 September 2019, saya mengikuti kuliah umum di The 2nd International Conference on Bioinformatics, Biotechnology and Biomedical Engineering. Kemudian pada tanggal 4-5 Oktober 2019, saya mengikuti pelatihan/klinik Jurnal internasional di Hotel Atria, Magelang. Kemudian, pada tanggal 20-21 Desember 2019, saya diminta promotor saya untuk mengikuti raker Lembaga Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) UGM sebagai tim acara.  Kemudian, dari pertengahan Desember hingga awal januari 2020, saya juga diminta untuk membantu membuat proposal hibah Kolaborasi Indonesia (UGM, UNAIR, IPB dan ITB. Pada semester ini, saya mengambil 12 sks untuk Mata Kuliah yang sifat kuliahnya adalah kuliah mandiri dan Alhamdulilah, saya meraih IP 4.00 untuk mata kuliah semester I. Dengan demikian, saya banyak mendapatkan banyak kebaikan melalui LPDP RI diantaranya ilmu, pengalaman dan merasakan atmosfer dunia akademisi sebagai bekal dalam pengabdian pasca studi. 

Selasa, 17 Desember 2019

Kesempurnaan Cinta-Nya



Teruntuk cinta yang tidak universal..
Cinta itu indah, baik dalam level mencintai atau dicintai
Yang membuat batas hingga menimbulkan luka adalah harapan berbalas ingin memiliki
Pada akhirnya, level tertinggi mencintai adalah ikhlas melepaskan
Untuk mencapai level itu, kadang kala tidak melulu tentang logika untuk membuktikan 
karena berkaitan rasa, hati nurani terdalamlah yang akan menuntunmu menemukan jawaban

Muaranya ialah..
hati dan logika akan menemukan jawaban bahwa berharaplah saja kepada Dia, Sang Maha Cinta yang tidak akan memberikan luka,
Ketika kau ikhlas menggantungkan harapan cinta sucimu   kepada Dia Sang Maha Cinta, disanalah sebenarnya hakikat mencintai.

Karena tugas yang menjadi bagianmu ialah....
hanya perlu melangitkan doa yang sempurna kepada-Nya 
seperti sempurnanya cinta-Nya untuk hambanya yang tidak sempurna mencintai-Nya
Jadi teruslah belajar ikhlas mencintai-Nya terlebih dahulu
Karena Dia tetap maha pengasih meski hambanya tak sempurna mencintai-Nya...

Gubahan MS
Ditengah hujan membasahi bumi FMIPA UGM, 17 Desember 2019 pukul 16.46 WIB

Senin, 16 Desember 2019

Hakikat Butiran Atom dalam Senyawa Kompleks



Kadangkala keikhlasan belum cukup untuk meraih cita yang berorientasi pada akhirat namun kesungguhan dan pengorbanan  diatas rata-rata juga diperlukan.  Ketika kerikil-kerikil menghampiri dalam perjuangan itu maka sekuat dan setegar apapun seorang insan tetaplah membutuhkan sandaran yang pada hakikatnya bersandar kepada-Nya lah yang mendatangkan barokah dan kebahagiaan hakiki karena Dia tak kan pernah mengecewakan atas harapan-harapan besarmu. Untaian kalimat indah diatas ialah Sebagai pengingat untuk diri yang masih terus belajar dimanapun, kapanpun dan dengan siapapun karena setiap apapun adalah Guru Terbaik.🌺. Ya semoga pribadi penuh dosa ini tak mengenal lelah berusaha menjadi yang termasuk pribadi demikian.

Alhamdulilah, segala puji bagi Allah atas segala nikmat kesehatan, kesempatan dan banyak kebaikan tak terduga diberikan-Nya sepanjang tahun 2019 ini. Pada awalnya diri ini mengira kebaikan-Nya karena pengorbanan besar atas pilihan yang diambil tapi pada akhirnya ku menyadari semua itu bukan pengorbanan tapi keharusan sebagai penyokong kesungguhan dan keikhlasan untuk meraih impian. 


Pada akhirnya, Jangan lupakan bahwa setiap keberkahan yang Allah berikan sekarang adalah sebagai pengganti yang pernah diambil-Nya sehingga kewajibanmu hanya lah bersyukur meski kau harus pernah merasakan kehilangan yang berarti hingga pada akhirnya kau selalu melantunkan Alhamdulilah, segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam karena hanya Allah swt perencana terbaik dan pengobat balutan lukamu sedalam apapun. 

Ialah Membutuhkan suatu proses panjang untuk menjadi pribadi yang istiqomah pandai bersyukur, berjiwa besar, bersungguh-sungguh, sabar dan ikhlas.  [As Always Pengharapanku] semoga ku tak mengenal lelah terus berbenah diri agar sampai pada tahap istiqomah itu  karena hakikatnya semakin berilmu harus semakin menyadari kita hanya butiran atom ditengah berjuta-juta senyawa ciptaan-Nya. 

Tak perlu melirik kebahagiaan orang lain, fokuskan energimu terhadap apa yang Allah selalu berikan sekarang baik kemudahan bahkan kesulitan sekalipun. Karena bahagia itu harus kamu ciptakan sendiri versimu.

Sebagai penutup gubahan ini, Allahuakbar, Terimakasih kepada Allah swt yang maha pengasih lagi maha penyayang. Tiada lain hanya Karena kebaikan-Nya yang besarlah dan akumulasi doa dari keluarga, para guru dan dosenku serta para sahabat hingga sampai pada titik ini.



Gubahan by MS
Laboratorium Fismatel UGM,  17/12/2019

Kamis, 21 Maret 2019

Perjuangan Penuh Drama dan Lika-Liku untuk Kembali menjadi Awardee LPDP RI Program Doktoral plus Trik Lulus Seleksi Beasiswa LPDP RI Afirmasi 2018



Setelah beberapa lama udah gak buat tulisan, kali ini saya kembali dengan tulisan yang cukup menguras pikiran dan hati hehehe. Alhamdulilah, disaat perempuan pada umumnya seusia saya yakni 25 tahun sedang asyiknya membangun keluarga dan karir, saya justru memilih melanjutkan pendidikan tertinggi duniawi yakni S3 dengan Beasiswa LPDP RI di Jurusan Fisika FMIPA UGM. Saya percaya bahwa setiap orang memiliki takdir, jalan, cerita dan menginspirasi dengan  perjuangannya masing-masing

Sebelumnya saya ingin flash back dulu, berkat  kuasa Allah swt dan doa dari keluarga, guru, dosen dan semua teman-teman, saya dinyatakan lulus sidang Tesis pada Senin, 14 Agustus 2017 di Program Studi S2 Fisika UGM dengan masa studi 1 tahun 6 bulan dengan IPK 3.74 melalui beasiswa LPDP RI PK 56 jalur Afirmasi Bidik Misi. Setelah sidang tesis, saya dan dua teman awardee yang lain yakni mas Ishak dan mas Vicky berangkat ke Fukuoka, Jepang untuk mengikti Biomaterial International Conference selama 8 hari termasuk perjalanan dan transit di Incheon, Korea Selatan.





Gambar 1. Kenangan selesai Sidang Tesis pada Senin, 14 Agustus 2017 (Arsip Penulis, 2017)







Gambar 2. Kenangan saat mengikuti International Conference di Fukuoka, Jepang dan Transit di Korea ( Arsip Penulis , 2017)

Setelah selesai kegiatan International Conference di Jepang, saya pulang kembali ke Indonesia untuk mengurus prosesi yudisium dan wisuda. Sembari menuggu wisuda pada 19 Oktober 2017, saya dan teman-teman riset biomaterial mengikuti The 2nd Indonesian Youth Conference on Sustainable Development, Yogyakarta, Indonesia, 20th-21th September 2017 dan Materials Research Society-Indonesia Conference & Congress 2017, 8th-12th October 2017, Yogyakarta, Indonesia.







Gambar 3. Kenangan The 2nd Indonesian Youth Conference on Sustainable Development, Yogyakarta, Indonesia, 20th-21th September 2017 (Arsip Penulis, 2017)




Gambar 4. Kenangan Materials Research Society-Indonesia Conference & Congress 2017, 8th-12th October 2017, Yogyakarta, Indonesia  (Arsip Penulis, 2017)


Kemudian saya mengikuti acara wisuda S2 UGM pada Kamis, 19 Oktober 2017 sebagai lulusan tercepat FMIPA UGM dengan masa studi 1 tahun 6 bulan (1,5 tahun). Pada moment wisuda kedua kali ini saya begitu bersyukur atas kuasa Allah swt karena dihadiri oleh dua wanita terhebat saya yakni ibu dan lisa ke Yogyakarta dan semua sahabat baik sahabat fisika, FOST, Awardee DIY dsb.
 

Gambar 5 Kenangan Wisuda S2 Periode 1 pada 19 Oktober 2019 (Arsip Penulis, 2017)

Sejak masa-masa tunggu wisuda mulai dari September 2017, saya juga mulai mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk melanjutkan studi doktoral (S3) saya karena saya masih ada niat untuk melanjutkan studi sampai jenjang doktoral dan dosen pembimbing serta penguji pun merekomendasikan saya untuk melanjutkan langsung ke program doktoral (S3) melalui Beasiswa LPDP Lanjutan Magister ke Doktoral. Merujuk pada bookklet LPDP Lanjutan pada 2017, saya dibantu dan didukung oleh pembimbing saya (Dr. Eng Yusril Yusuf) mulai mempersiapkan semuanya diantaranya yang paling fundamental adalah publikasi minimal  di jurnal internasional bereputasi terindeks Scopus atau Thomson Routers dan Letter of Acceptance (LoA).

Ketika saya mengikuti International Conference di Jepang, saya bertemu dengan asisten dari Prof.Kunio Ishikawa dari Department of Biomaterial Kyushu University, Jepang yang mewakili prof untuk mengisi seminar mengenai Carbonate Apatite yang memang sesuai dengan background riset S2 saya. Saya mulai mempelajari dan memahami riset dari Prof. Ishikawa hingga saya memantapkan hati untuk bergabung di Lab nya sebagai salah satu Lab Biomaterial terbaik Jepang. Kebetulan, temannya teman saya adalah mahasiswa bimbingan Prof. Ishikawa sehingga saya menghubungi nya, nama nya mb Tria alumni S2 Teknik Kimia UGM. Melalui mbaknya, saya menggali infromasi mengenai riset Prof hingga mbaknya menyarankan untuk segera menghubungi Prof. dengan rekomendasi dari mbaknya.

Singkat cerita, saya memberanikan diri mengirimkan E-mail ke Prof Kunio Ishikawa dengan melampirkan CV, paper saat conference  di Fukuoka, Jepang dan Motivation Letter bergabung ke lab nya. Prof. Kunio begitu sangat welcome, hangat dan menjawab semua pertanyaan saya hingga pada 26 September 2017, saya menerima loA dari Department of Biomaterial Kyushu University yang membuat saya bersyukur dan sungguh tak pernah menduga atas apa yang Allah swt berikan.

Gambar 6. Dokumen LoA  dari Department of Biomaterial, Faculty of Dental Science, Kyushu University, Jepang (Arsip Penulis, 2017)

Setelah mendapatkan dokumen LoA, saya mengabarkan Pembimbing dan Ibu saya. Alhamdulilah pembimbing saya sangat senang dan mendukung, tetapi ibu saya tidak merestui saya S3 di LN dalam hal ini di  Kyushu University. Ibu saya hanya merestui saya kuliah S3 di DN dalam hal ini di UGM saja. Namun saat itu, saya tidak ambil pusing dulu karena seiring berjalan waktu  mudah-mudahan ibu memberikan restu.
Setelah itu, saya dibimbing  oleh pembimbing S2 saya untuk menulis publikasi di jurnal internasional terindeks scopus. Saat itu, pembimbing saya menyarankan untuk mencoba submit di Journal of Ceramics Japan terindeks Scopus Q2. Saya mulai menyiapkan naskah paper menyesuaikan dengan Guidelines jurnal tersebut, konsultasi dengan pembimbing, proses Proofreading  dan sampai naskah jurnal siap disubmit. Setelah seminggu pasca submit, saya mendapat email dari Editorin-Chief bahwa naskah paper kami rejected.   Saya cukup sedih naskah jurnal kami ditolak awalnya, pada akhirnya saya menyadari bahwa Ibu saya tidak merestui bila saya kuliah S3 di LN sehingga prosesnya tidak lancar karena restu Ibu adalah restu Allah swt. Setelah sadar, saya bangkit dan mencari jurnal Q3 yang bisa saya submit dengan niat untuk melamar beasiswa LPDP Lanjutan di S3 Fisika UGM. Setelah itu, saya konsultasi dengan pembimbing untuk kembali mencoba submit ke International Journal of Nanoelectronics and Material terindeks Scopus Q3.

Gambar 7. Screenshoot Email penolakan dari  Jurnal (Arsip Penulis, 2017)

Setelah sadar, saya bangkit dan mencari jurnal Q3 yang bisa saya submit dengan niat untuk melamar beasiswa LPDP Lanjutan di S3 Fisika UGM. Setelah itu, saya konsultasi dengan pembimbing untuk kembali mencoba submit ke International Journal of Nanoelectronics and Material terindeks Scopus Q3. Saya pun mulai membuat papernya menyesuaikan dengan guidelines dari jurnal tersebut.  Setelah proses review 3-5 bulan, Alhamdulilah, wasyukurillah paper kami berjodoh dengan jurnal ini dan bisa di publikasi. Mendengar hasil yang diberikan Allah swt, saya dan pembimbing begitu bahagia terutama bagi saya yang sangat bahagia akhirnya kebuka jalan untuk mendaftar LPDP Lanjutan untuk S3.  Selain itu, paper hasil MRS-INA juga terpilih untuk di publikasi di IOP. Alhamdulilah, wasyukurillah.

Gambar 8. Publikasi di Jurnal Internasional bereputasi Scopus Q3 (Arsip Penulis, 2018)

Kemudian, saya memutuskan untuk kembali ke Palembang pada 15 November 2017 mengingat sebagian syarat beasiswa LPDP lanjutan sudah hampir selesai meski menyisakan loA dan proposal disertasi hehe. InsyaAllah saya bisa membuatnya di rumah sembari saya mencari pengalaman di dunia nyata yakni pencarian kampus buat mengabdi. Setelah tiba di Palembang, saya mendapat undangan untuk mengisi Talkshow yang diselenggarakan oleh OSIS dan Rohis di almamater saya SMAN 14 Palembang.


 


 Gambar 9. Kenangan Mengisi Talkshow di SMAN 14 Palembang (Arsip Penulis,   2017)



Kemudian pada akhir November 2017, saya memasukkan lamaran kerja sebagai Dosen ke Prodi  Pendidika Fisika UIN Raden Fatah Palembang. Kebetulan awal bulan desember 2017, UIN Raden Fatah Palembang  sedang rekrutmen  Dosen Tetap Non PNS 2017 dan disaat yang sama Prof. Kunio Ishikawa sedang kujungan  ke UGM. Karena  restu   Ibu tak kunjung didapat  maka saya memilih mencoba mengikuti rekrutmen Dosen Tetap Non PNS sebagai pengalaman pertama saya dalam perjuangan di dunia kerja.   Kemudian, mungkin karena saya belum ada pengalaman maka saya dinyatakan gagal. Saat itu saya biasa saja karena niat awal hanya mencari pengalaman.     Ternyata  pada bulan Januari akhir, saya dipanggil  ke prodi karena saya dinyatakan diterima sebagai Dosen Luar Biasa  (DLB) Prodi Pendidikan Fisika, UIN Raden Fatah Palembang dengan SK mengajar di  Februari 2018.   Untuk Pertama kali,  saya mengajar dengan mendapat 9 sks dengan MK Fisika Modern, Gejala Listrik Magnet, Praktikum Gejala Listrik Magnet dan Fisika untuk Biologi.  Mulai dari Februari 2018, saya mencoba peran baru saya sebagai Dosen  Luar Biasa dengan tugas mengajar dan kadang diikutkan pada acara prodi salah satunya acara kuliah tamu  sembari menunggu pembukaan beasiswa LPDP  program beasiswa lanjutan .




Gambar 10. Kuliah tamu bersama Ibu Dosen Saya saat SI ( Arsip Penulis, 2018)



Jumat, 10 November 2017

[lagi] Kehilangan

Setelah lama tidak menulis, akhirnya pengen nulis lagi. Haha
tapi sayangnya kali ini, pengen mengeluarkan isi hati sedikit.. 

Jadi begini...

Mungkin karena hati yang bepenyakit hingga karena dosa semakin menumpuk.
Mungkin belum lulus ujian,hingga berkali-kali kecewa dengan orang yang dipercaya.
Itulah poin kesalahan kamu dan harusnya kamu hanya boleh percaya kepada Allah swt dan dirimu sendiri
Sebetulnya bingung mau bahagia, marah tapi juga ketawa ternyata setelah seksama dipikirkan, kesimpulannya, aku kembali salah anggap.


Tapi..selalu ada hikmah disetiap peristiwa dalam hidup,
Semua pembelajaran, mungkin karena sengaja atau tidak juga pernah melakukan hal itu ke orang lain hingga Allah swt mengingatkan dan ingin mengajarkan bagaimana bila diposisi mereka.

Yang penting, life so must go on
Don’t give up


Udah cuma mau nulis itu aja :D
Sebetulnya sedih sebelum meninggalkan kota Yogyakarta malah merasakan ini namun semua yang terjadi bukankah sudah digariskan...
Belajar bersyukur dengan apapun.

Semoga bisa naik kelas :)

Dari Sahabat yang kehilangan
Mohon maaf yang sebesar-besarnya

Mona Sari


Jumat, 22 Juli 2016

“ Belajar dari Pengembara dan Bersiap Move Up “ (Sekilas tentang Liburan Semester Satu di Palembang Sweet)



 “ Belajar dari Pengembara dan Bersiap Move Up
(Sekilas tentang Liburan Semester Satu di Palembang Sweet)
Oleh : Monasari

Betapa bersyukur ketika diberikan kesempatan liburan semester dan berkumpul lagi dengan keluarga. Sebenarnya liburan ini juga ingin melihat arah muara hati ini sekaligus menguji juga seberapa bersih hati ini. Well, kembali ke liburan tadi, jadi ceritanya liburan sebenarnya sudah dimulai dari tanggal 17 Juni, tetapi karena  masih ada agenda buka bareng S2 Fisika UGM 2015 dengan anak-anak panti Muhammadiyah Wates dan masih harus ambil data penelitian di Lab jadi baru bisa pulang ke Palembang tanggal 24 Juni 2016, itu pun masih meninggalkan teman-teman biomaterial yang kece badai (Mb Dyah, Mb Zida, Mb Firda) yang masih melanjutkan ambil data penelitian. Sungguh terimakasih pengertiannya mengizinkan kami anak rantauan pulang duluan. “Biomaterial” emang luar biasa deh apalagi pembimbingnya (Dr. Yusril).
 Image 1. Tim Biomaterial  UGM 2015 Genap 
(Minus Mas Ishak)

Image 2. Buka Bareng S2 Fisika UGM 2015 dengan Anak Panti Muhammadiyah Wates

Image 3. Saya dan Roni Kecil


Saya berangkat mudik ke Palembang pada 24 Juni dengan pesawat jam 09.10, sebelumnya ada agenda foto-foto dan perpisahan dengan gengs “Naura” (sahabat-sahabat surga yang tiada henti membantu diri ini berbenah untuk menggapai ridho-Nya..merekalah Teh Ulya, kk Yulita, Teh Iqna, Mb Yuan, Mb Devi. Sayangnya kurang Mb ita yang udah ke lampung duluan dan Mb Winni yang udah ke Medan juga…hiks hiks..Sedih sebetulnya pisah dari mereka  walau cuma sebulan..

Image 4. Gengs Naura Minus Mba Ita dan Mb Winni (Sahabat Surga)


Ok, Fokus ke liburan ya..Pesawat yang menerbangkan saya sampai di tanah Palembang pada pukul 11.00. Alhamdulilah sudah ada ibu dan lisa yang menjemput di Bandara. Tapi betapa sedih melihat Lisa yang pucat dan lemas karena sedang sakit, biasa penyakit lama. Setelah sampai dirumah, istirahat sebentar dan beres-beres. Setelah itu, pukul 14.00 langsung ke rumah sakit nganterin lisa ketemu dokternya. Namun, dokternya gak ada dan baru bisa bertemu untuk diperiksa hari Selasa jadi terpaksa pulang dan karena paniknya, saya membeli obat herbal “Gold G”.

Karena memasuki 10 ramadhan terakhir, sebetulnya liburan  diisi dengan “muhasabah diri” serta agenda-agenda buka bareng sama rekan-rekan. Agenda buka bareng diawali pada hari Senin, 27 Juni bereng teman-teman di EXPPMS. Namun sebelumnya, pagi-pagi di hari Senin terlebih dahulu menyusuri jalan menuju Mandiri A’Rivai ngurus ATM  Bidikmisi kemarin, lalu main ke kampus FKIP Unsri Layo ketemu bapak-bapak yang luar biasa. Saya bersyukur bertemu keluarga sendiri yakni Pak Hamdi, Pak Ismet dan Pak Ketang serta rekan-rekan himapfis yang waktu itu sibuk ngurusi skripsi deh..Semangat yaaa …Seperti biasa, saya diminta untuk sosialisasi LPDP, baru sampai di kelas, langsung diminta untuk ngisi materi LPDP oleh Pak Hamdi padahal sebenarnya masih lelah karena perjalanan ke Layo Macet satu jam jadi dua jam dan harus rebutan, gak kenal mau cewek mau cowok yang penting dapat bus. Alhamdulilah masih ada bus dosen jadi numpang dulu di bus dosen, terbersit si dalam hati, sebentar lagi saya harus menjadi pengajar agar dapat tempat duduk nyaman di bus dosen karena mirisnya saya duduk di lantai bus dan beralaskan koran. Rela deh karena Pak Hamdi dan adik-adik yang lagi kuliah semester pendek (SP) udah nungguin. Seperti biasa kalau udah di layo gak bisa sebentar, akhirnya baru pulang ke Bukit tempat buka bareng jam 16.00 WIB itu pun masih harus berjibaku cari bus yang berangkat cepat ke Palembang. Lucunya, saya jatuh ketika lari-lari ngejar bus.  Akhirnya jam 17.30, saya tiba di masjid Alghazali, dan saya menyesal harus terlambat 30 menit. Disana sudah ada ciwi-ciwi EXPPMS. Setelah buka dan sholat magrib, kami pun makan  di Pecel Lele dekat masjid. Ya, Alhamdulilah acara buka bareng mereka berjalan lancar, sembari saya kasihkan barang-barang titipan dari Yogyakarta. Disaat yang sama, kami kedatangan tamu kehormatan juga nih, Ketua IKM Pasca Sumsel di Yogyakarta yakni kak “Adhan Effendi” yang mau ambil titipan Bakpia. Haha…Kakak yang selalu mendoakan saya bakalan nikah 2017. Amin. Setelah selesai buka puasa, saya menginap  di tempat Suci. Keesokan harinya, saya kembali mengantar Lisa ke RS Umum untuk bertemu dokter namun dokternya tidak ada dan akhirnya ganti dokter deh karena kondisi Lisa semakin parah. Alhamdulilah tidak harus rawat inap. 


 Image 5. Buka Bareng dengan Pasukan EXPPMS di Pecel Lele Bukit

Selanjutnya, saya melanjutkan “ Muhasabah “ di 10 malam terakhir. Sembari itu, saya meeting juga dengan Mba Elce di Masjid DPRD Palembang  tentang kegiatan seminar motivasi, pengalaman kuliah di UGM, LPDP dan tak lepas cerita jodoh, again and again sekaligus mbaknya mengemblikan buku saya yang dipinjam. 

Image 6. Meeting dengan Mba Elce di Masjid DPRD Palembang


Selain itu, muhasabah di dua malam terakhir bertemu dengan bupati PEA 2010 yakni mbak Ria Septiani. Entah saya merasa jodoh dengan  beliau ini, dimana-mana bertemu contoh ni : di Malioboro ketemu pas mau beli oleh-oleh sebelum pulang mudik dan lain-lain juga sih.. Jadi ceritanya, Alhamdulilah mba Ria udah jadi Maba Pasca UNY 2016. Alhamdulilah bertemu saudara yang  tarbiyah, Rasanya nano nano juga si. Barakallahu, insyaallah teman sharing, tambah teman kajian juga dan pastinya kos mbak Ria jadi basecamp kalau ada kegiatan di masjid Nurul Asri.
 Image 7. Saya dan Mb Ria Septiani (Bupati PEA 2010)

Acara buka bareng selanjutnya adalah dengan teman-teman alumni SMA XI dan XII IPA 2  SMAN 14 Palembang di PTC pada tanggal  4 Juli 2016. Seperti biasa, sekalian bertemu juga dengan teman-teman sepermainan ( Intan, Darma, Renny, Isty) dan teman-teman lain juga. Seperti biasa, dimanapun kumpul selalu keluar pertanyaan gini : “setelah S2 ngapain lagi dan terus kapan nikah “?  ya saya jawab, setelah S2 ngabdi dulu sambil apply beasiswa S3 di Tokyo University (Amin) dan insyaallah menikah di 2017 (berusaha PeDe aja kalau Allah sudah pertemukan di tahun 2017). 

Image 8. Buka Bareng dengan Alumni XII IPA 2 Palembang


Akhirnya hari kemenangan pun tiba yakni tepat pada tanggal 6 Juli 2016. Seperti biasa, Alhamdulilah kami bertiga (Ibu, Mona dan Lisa) bisa sholat Id bareng. Setelahnya, kami ke makam Ayah, dilanjutkan  silaturahmi ke tempat keluarga alm ayah seharian penuh. Keesokan harinya, dilanjutkan silaturahmi ke tempat keluarga Ibu di Mata Merah naik transmusi sweet lho.. Seperti biasa, dari tahun 2015 setelah lulus ditanyain :  “kapan nikah atau kapan mau kasih cucu ke Ibu “? awalnya cuek aja si tapi lama-lama kalau gak dijawab gak enak, psikologis Ibu juga secara hanya anak ibu yang masih jomblo sampai ada yang keceplosan kalau mona mau sekolah-sekolah aja terus..Ok,  akhirnya saya jawab bakalan nikah tahun 2017. Terus mereka balik nanya nih..” Neng Mona udah ada calon ya, sama siapa nanti nikahnya ? “. Saya jawab, “ belum ada calon yuk, masih memantaskan diri sampai menunggu Allah pertemukan. Ya Semoga di  2017. Terus mereka ketawa terbahak-bahak. “ Gimana neng, mau nikah kok belum ada calonnya atau pacarnya ? Saya jawab aja : Allah maha mengetahui, dan sudah diatur-Nya, manusia bisa berecana, berikhtiar dan tawakal. Allah yang memutuskan termasuk rezeki, jodoh dan maut. Alhamdulikah bisa kasih jawaban “wise”. Tumben !!!


 Image 9. Keluarga Fismatel UGM 2015 Genap
Image 10. Sanjo-Sanjo Tempat Keluarga

Kamis, 19 Mei 2016

Ketika Sampah Menjadi Berkah bagi Manusia sebagai Sumber Energi Alternatif (Penerapan Sistem Pengelolaan Sampah Negara Swedia di DIY)



Ketika Sampah Menjadi Berkah bagi Manusia sebagai Sumber Energi Alternatif
(Penerapan Sistem Pengelolaan Sampah Negara Swedia di DIY)

Oleh : Monasari, S.Pd
Program Studi S2 Fisika UGM Konsentrasi Fisika Material

Swedia merupakan salah satu negara maju yang termasuk dalam kawasan Eropa Utara dan memiliki beberapa keistimewaan. Meski terkenal sebagai negara perompak sesuai dengan makna dari bangsa Viking yang merupakan bangsa asli Swedia yang  berarti bangsa yang terkenal sebagai perompak dan meski tidak memiliki cukup sumber daya alam, Swedia merupakan salah satu negara maju di Eropa yang merupakan negara berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi serta mendorong ekspor manufaktur. Selain pertumbuhan ekonomi yang melaju pesat, Swedia juga sangat baik dalam pembangunan kota. Hal ini disebabkan Swedia memiliki konsep pembangunan kota yang berbeda sehingga ia selalu terlihat bersih, asri, dan nyaman. Swedia memang memiliki konsep pembangunan yang sedikit berbeda dibanding negara-negara Eropa lainnya. Swedia sangat mengedepankan pembangunan yang berorientasi pada kelestarian alam. Di kota seperti Gothenburg, kita bisa menjumpai banyak perumahan yang memiliki halaman belakang hutan pinus asli dan memiliki perusahaan pengelolaan sampah yang bernama Renova Sävenäs.
Swedia juga tercatat sebagai negara pengelola sampah terbaik dimana sampah-sampah diolah menjadi sumber energi. Dalam data statistik Eurostat, rata-rata jumlah sampah yang menjadi limbah di negara-negara Eropa adalah 38 persen. Swedia berhasil menekan angka itu menjadi hanya satu persen. Mayoritas sampah rumah tangga di negara Skandinavia itu bisa didaur ulang atau digunakan kembali. Satu-satunya dampak negatif dari kebijakan ini adalah Swedia kini kekurangan sampah untuk dijadikan bahan bakar pembangkit energinya sehingga  Swedia kini mengimpor 800 ribu ton sampah per tahun dari negara-negara tetangganya di Eropa seperti Norwegia, Rumania, Bulgaria dan Italia. Mayoritas sampah ini berasal dari Norwegia. Sampah-sampah ini sekaligus untuk memenuhi program Sampah Menjadi Energi (Waste-to-Energy) di Swedia. Dengan tujuan utama mengubah sampah menjadi energi panas dan listrik. Bagi Swedia, mengimpor sampah adalah pemikiran maju dalam hal efisiensi dan suplai energi bagi kebutuhan manusia. Membakar sampah dalam insinerator mampu menghasilkan panas dimana energi panas ini kemudian didistribusikan melalui pipa ke wilayah perumahan dan gedung komersial. Energi ini juga mampu menghasilkan listrik bagi rumah rakyatnya. Dengan insinerator, sampah dapat diubah menjadi abu. Namun, sebelum sampai tahap insinerator sampah yang dapat didaur ulang menjadi prodak baru atau kompos dipisahkan dulu. Berdasarkan penjelasan Anto, salah satu peneliti LIPI menyebutkan bahwa Selain Swedia, negara Jepang, Korea Selatan dan Singapura telah memakai insinerator sebagai teknologi untuk pengelolaan sampah. Berbeda dengan Indonesia yang masih enggan menerapkan insinerator karena khawatir gas buang yang beracun padahal sudah banyak dikembangkan insinerator plasma untuk menetralkan asap racun, sebagai contoh di Jepang sudah dimulai tahun 1990-an muncul insinerator plasma tersebut.
Beberapa fakta mengenai sampah di Swedia yakni : Pada tahun 2012, 2.270.000 ton limbah rumah tangga dibakar, dan diubah menjadi energi, pabrik pembakaran pertama didirikan di Stockholm pada tahun 1904, 32 tanaman di Swedia hari ini menghasilkan panas untuk 810.000 rumah tangga dan listrik untuk 250.000 rumah-rumah pribadi dan emisi logam berat telah berkurang 99 persen sejak tahun 1985, meskipun Swedia memancarkan tiga kali lebih banyak limbah saat ini (https://sweden.se/nature/the-swedish-recycling-revolution/).
Lebih dari 99 persen dari semua limbah rumah tangga didaur ulang dalam ini berarti bahwa negara itu telah melalui revolusi daur ulang dalam dekade terakhir, mengingat hanya 38 persen dari limbah rumah tangga didaur ulang pada tahun 1975. Saat ini, proses daur ulang adalah sebagai aturan yang harus ada tidak lebih dari 300 meter dari area perumahan. Kebanyakan masyarakat swedia memisahkan semua limbah daur ulang di rumah mereka dan menyimpannya dalam wadah khusus di di rumah atau digunakan untuk proses daur ulang.
Beberapa kebijakan Swedia untuk mengelola sampah terdiri dari : (https://sweden.se/nature/the-swedish-recycling-revolution/)
1.      Meningkatkan Daur Ulang
Weine Wiqvist, CEO Asosiasi Manajemen dan Daur Ulang Limbah Swedia (Avfall Sverige), masih berpikir Swedia bisa melakukan lebih, mengingat bahwa sekitar setengah dari semua limbah rumah tangga dibakar, yaitu, berubah menjadi energi. Dia menjelaskan bahwa penggunaan bahan kembali atau produk berarti menggunakan lebih sedikit energi untuk menciptakan sebuah produk.
Sementara itu, masyarakat Swedia tetap memisahkan sampah koran, plastik, logam, kaca, peralatan listrik, bola lampu dan baterai. Banyak kota juga mendorong konsumen untuk memisahkan sampah makanan. Semua ini digunakan kembali, untuk daur ulang atau dijadikan kompos. Sebagai contoh, surat kabar berubah menjadi kertas, botol digunakan kembali atau dibuat menjadi barang-barang baru, wadah plastik menjadi bahan baku plastik,  makanan disintesis menjadi tanah atau biogas melalui proses kimia yang kompleks,  air yang terbuang dimurnikan sampai sebatas menjadi minum, truk sampah khusus berkeliling kota dan mengambil elektronik dan limbah berbahaya seperti bahan kimia. Apoteker menerima obat sisa. Swedia mengambil sampah mereka yang  lebih besar, seperti TV digunakan atau peralatan yang rusak, ke pusat daur ulang di pinggiran kota.

2.      Sampah Menjadi Energi
Mari kita lihat lebih dekat untuk 50 persen dari limbah rumah tangga yang dibakar untuk menghasilkan energi di insinerator.  Limbah adalah bahan bakar yang relatif murah dan Swedia telah mengembangkan keterampilan dan kapasitas besar dalam pengolahan limbah yang efisien dan menguntungkan. Swedia bahkan mengimpor 700.000 ton limbah dari negara lain. Abu yang tersisa merupakan 15 persen dari berat sebelum terbakar. Dari abu, logam dipisahkan dan didaur ulang, dan sisanya, seperti porselen dan keramik, yang tidak membakar, yang diayak untuk mengekstrak kerikil yang digunakan dalam konstruksi jalan. Sekitar satu persen masih tetap dan disimpan di tempat pembuangan sampah. Asap dari instalasi pembakaran terdiri dari 99,9 persen karbon dioksida non-beracun dan air, namun masih disaring melalui filter kering dan air. Filter kering disimpan. Lumpur dari air filter kotor digunakan untuk mengisi ulang tambang yang ditinggalkan.
3.      Penetapan Kebijakan Pemerintah yang Mendorong  Produsen Membuat Produk dari Sampah
Hans Wrådhe kepala bagian untuk limbah dan bahan kimia di Badan Perlindungan Lingkungan Swedish (Naturvårdsverket) mengusulkan retribusi lebih tinggi pada pengumpulan sampah. Bersama-sama dengan instansi pemerintah dan perusahaan, Wrådhe telah mengembangkan rencana untuk pencegahan limbah, termasuk bagaimana mendorong produsen untuk membuat produk yang bertahan lebih lama. Badan ini juga mempertimbangkan mengusulkan pengurangan pajak untuk beberapa perbaikan.

4.      Dukungan Perusahaan Besar untuk Kebijakan Sampah Menjadi Sumber Energi
Beberapa perusahaan Swedia telah secara sukarela bergabung dalam usaha pengelolaan sampah misalnya H & M telah mulai menerima pakaian bekas dari pelanggan dalam pertukaran kupon dalam sebuah inisiatif yang disebut Garment Collecting. Perusahaan Optibag telah mengembangkan sebuah mesin yang dapat memisahkan limbah tas berwarna satu sama lain. Orang membuang makanan dalam kantong hijau, kertas dalam kantong merah, dan kaca atau logam lain. Setelah di pabrik daur ulang, sortir Optibag berjalan otomatis. Dengan cara ini, pemancar pemilahan sampah bisa dihilangkan. Selain itu, kota Swedia selatan Helsingborg bahkan dilengkapi tempat sampah masyarakat dengan pengeras suara  sambal bermain musik menyenangkan.
Selain beberapa kebijakan diatas, ada beberapa program lain yang diterapkan Swedia dalam pengelolaan sampah diantaranya :
5.    
Designed by Animart Powered by Blogger