Selasa, 04 Desember 2012

Makalah “Pengembangan Model Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)”



Kata Pengantar
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah Pengembangan Model Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran.
Kerangka materi yang tersaji dalam makalah ini disusun berdasarkan buku-buku referensi, serta jurnal UPI yang berkaitan dengan mata kuliah Belajar dan Pembelajaran. Adapun materi yang disajikan dalam makalah ini secara ringkas adalah :
1.      Pengertian Model Pembelajaran CTL
2.      Prinsip dan Karakteristik Model Pembelajaran CTL
3.      Komponen- Komponen Model Pembelajaran CTL
4.      Sintaks Model Pembelajaran CTL
5.      Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran CTL
6.      Analisis Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Pembelajaran CTL
Akhirnya, penyusun menyadari kalau makalah ini masih banyak memiliki  pembaca sebagai referensi untuk perbaikan dalam penulisan makalah berikutnya. Akhir kata, penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Wassalamualaikum wr.wb
Inderalaya,   September  2012

Penyusun



Bab 1 Pendahuluan
1.1  Latar Belakang

Mutu pendidikan sangat bergantung kepada kualitas pelaksanaan pendidikan disekolah-sekolah, tercermin dalam keberhasilan belajar siswa.Proses pembelajaran merupakan salah satu tahap yang sangat menentukan terhadap keberhasilan belajar siswa. Berhubungan dengan hal tersebut telah dilakukan banyak upaya oleh pemerintah dalammemacu dan meningkatkan kompetensi guru yang baik.
Fenomena yang ada memperlihatkan bahwa pembelajaran fisika hingga beberapa tahun terakhir ini dikategorikan rendah (Sarjono). Fenomena ini memberikan indikasi bahwa kemungkinan pembelajaran dipandang oleh sebagian besar guru sebagai proses pentransferan ilmu pengetahuan, akibatnya didalam proses pembelajaran masih menjadi link yang putus dengan pemrosesan kognitif yang terjadi dalam benak siswa, sehingga strukturisasi pemahaman konsep fisika yang terjadi pada benak siswa masih tetap lemah,siswa mengalami kesulitan memahami konsep-konsep fisika. Kebiasaan mereka belajar fisika yang berorientasi pada rumus-rumus jadi dalam pembahasan soal-soal secara langsung tanpa menghiraukan konsep-konsepnya.
Pendapat yang menyoroti rendahnya mutu pendidikan khususnya bidang sains IPA, disebabkan oleh:
· Cara mengajar guru-guru sains kurang menarik dan monoton.
· Guru kurang menguasai materi yang diajarkan.
· Guru kurang memberi kesempatan bertanya kepada siswa.
· Sebagian besar guru menyampaikan informasi dan rumusan konsep yang sudah jadi, tanpa mempedulikan munculnya rumusan konsep tersebut.
· Proses belajar mengajar masih terpusat pada guru, guru mendominasi proses belajar mengajar, sehingga siswa mengambil posisi pasif sebagai pembelajar karena segalanya telah diatur dan didominasi oleh guru.
· Proses beajar mengajar tidak dibiasakan untuk memecahkan permasalahna dalam kehidupan sehari-hari yang ada hubungannya dengan konsep yang sedang dipelajari, terlebih lagi tidak dibiasakan menyelesaikan suatu persoalan ditinjau dari perspektif konsep yang benar, sehingga menyebabkan siswa tidak terampil atau cakap dalam
memecahkan masalah.
Implikasi dari semuanya itu, guru harus dapat menciptakan suasana pembelajaran yang dapat menggali pengetahuan awal siswa, sehingga siswa dapat mengembangkan pengetahuan yang didapat serta secara aktif dapat menyeleksi, menyaring, memberi arti, dan menguji kebenaran atas informasi yang diterimanya. Disamping itu, pembelajaran harus dapat menghubungkan pengetahuan atau bahan yang akan dipelajari dengan pengertian yang sudah dimiliki seseorang sehingga pengertiannya dapat dikembangkan. Dengan kata lain, pembelajaran harus diubah dari yang terpusat pada guru (teacher centered), menjadi pembelajaran yang terpusat pada siswa (student centered).

Dasar pendapat diatas merupakan pandangan kontruktivisme. Pendekatan
kontrukivisme sangat sesuai untuk meningkatkan minat belajar siswa dan meningkatkan kualitas belajar siswa. Dengan menggunakan pendekatan kontruktivis fisika diajarkan bukan hanya “produk” tetapi merupakan sebagai “produk dan proses” dan proses inilah yang menentukan produk tersebut. Pendekatan kontruktivis membangun pengetahuan yang merupakan proses perolehan pengetahuan bukan sebatas mentransfer pengetahuan guru kepada anak didik, tetapi anak didik membangun pengetahuannya sendiri, sehingga anak didik benar-benar mengalami proses pengetahuan tersebut.
Banyaknya permasalahan dalam proses pembelajaran yang harus dipecahkan mendorong para ahli pendidikan untuk mencari sebuah pendekatan dan model pembelajaran. Berbagai upaya perbaikan yang hendaknya dilakukan dalam pembelajaran fisika dimasa datang yaitu dengan mengubah pendekatan orientasi behaviorisme dengan pendekatan kontruktivisme. Pendekatan kontruktivisme lahir dari kekurangpuasan para ahli pendidikan terhadap proses pembelajaran yang menganut orientasi teori behaviorisme. Teori kontruktivisme menyatakan bahwa pengetahuan baru yang diterima siswa bukan hasil penstransferan ilmu dari guru kepada siswa melainkan pengetahuan itu dibangun oleh benak siswa itu sendiri.
Hasil dari penelitian Suyitno Kangiden, dkk (1998) mengenai variasi pembelajaran fisika dan kaitannya dengan hasil belajar siswa diperoleh kesimpulan bahwa pola pembelajaran materi pelajaran dikelas yang lebih menjamin peningkatan hasil belajar adalah pola pembelajaran konseptual. Disarankan agar guru berusaha meningkatkan kemampuan mengembangkan pola pembelajaran yang berbasis konsep dan hubungan antar konsep secara menyeluruh, guru hendaknya lebih dapat memperkaya wawasan antara lain dengan mengkaji lebih banayk buku dan mengembangkan pola pembelajaran konseptual.

            Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut , maka penulis membuat makalah ini yang berjudul Pengembangan Model Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL )

1.2  Rumusan Masalah
1.      Jelaskan Pengertian dari model pembelajaran CTL ( Contextual Teaching and Learning ) !
2.      Sebutkan dan jelaskan prinsip dan karateristik dari model pembelajaran CTL !
3.      Sebutkan dan jelaskan komponen-komponen model pembelajaran CTL !
4.      Jelaskan sintak dari model pembelajaran CTL !
5.      Sebutkan dan jelaskan kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran CTL !
6.      Analisislah bagaimana pembelajaran fisika dengan pendekatan CTL !

1.3  Tujuan Penulisan Makalah
1.      Mahasiswa dapat memahami pengertian model pembelajaran Contextual Teaching and Learning ( CTL )
2.      Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan prinsip serta karakteristik model pembelajaran CTL
3.      Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan komponen-komponen model pembelajaran CTL
4.      Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan sintak model pembelajaran CTL
5.      Mahasiswa dapat menjelaskan kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran CTL
6.      Mahasiswa dapat menganalisis bagaimana pembelajaran fisika dengan pendekatan CTL 

" Bangunlah Sahabatku "


Bangunlah Sahabatku !!!
Sahabatku . . . .
Setiap kita pasti pernah terjatuh . ..
Gagal dalam hidup
Kalah dalam pertandingan . .
Atau terpuruk dalam kegagalan

Namun yakinlah . .
Yang membuat kita tercatat sebagai pemenang
Bukanlah dinilai dari seberapa sering kita terjatuh . .
Tapi dinilai dari seberapa sering kita bangkit dari  kegagalan kita

Sahabatku,,,
Disaat  terjatuh, jngn lupa bahwa engkau prnah berdiri
Bangunlah KAMU PASTI BISA . . .
Saat berduka, jangan lupa bahwa engkau pernah bahagia
Bangunlah , KAMU PASTI BISA

Sahabatku . ..
Tak ada manusia yang sempurna
Namun jadikan ketidaksempurnaan itu menjadi keunggulan dirimu
Ludwig van Beethoven salah satu komponis musik klasik dari jerman yang musiknya begitu indah ternyata seorang yang tuli . .
Bagaimana tangan-tangan gaib kegagalan bertindak , Seperti yang terjadi pada Thomas Alfa Edison yang percobaannya harus gagal 9996 kali sebelum menemukan bohlam lampu . .
Walt Disney yang harus 370 kali bangkrut . .
Bill Gates  yang harus drop out dari Harvard . ..

Sahabatku . .
Tugas kita bukan untuk berhasil
Tapi tugas kita adalah untuk mencoba
Karena dengan mencoba kemungkinan besar untuk berhasil aka nada
Orang-orang besar bermimpi besar dan bekerja besar
Maka energinya bukan untuk meratapi kegagalan tapi untuk mencoba
Maka dari itu bangunlah sahabatku . . .
Karena AKU BISA
KAMU BISA
KITA BISA
SEMUA BISA
SEMANGAT BERKARYA SAHABATKU !!!!!

"MUDA KARYA RAYA "

Senin, 03 Desember 2012

Wow. . .Pemilu Pakai Fisika ????

Pemilu Pakai Fisika

Fisika dan Pemilu? Aneh apa hubungannya? Apa mungkin Fisika
dihubungkan dengan Pemilu? Fisika kan ilmu eksak, sedangkan pemilu itu
berhubungan dengan ilmu sosial, mana mungkin bisa nyambung? Pertanyaan ini
mungkin bisa muncul dibenak kita semua. Namun dengan semakin berkembangnya
ekonofisika dan sosiofisika, hubungan ini jadi mungkin. Ayo kita lihat bagaimana
hubungan fisika dan pemilu itu.

Pemilu 2004 merupakan pesta demokrasi. Seluruh rakyat berbondongbondong
ke tempat pemungutan suara untuk menentukan masa depan negara. Satu hal
yang menarik dari pemilu 2004 adalah pemilu ini merupakan pemilu langsung. Tiap
orang mencoblos tidak hanya logo partai, tapi juga orang-orang yang akan duduk di
kursi legislatif (Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah) serta kursi
eksekutif (kursi presiden dan wakil presiden). Sudah satu jenjang pemilu yang kita
ikuti, yaitu pemilihan legislatif, sekarang kita akan memasuki pemilihan eksekutif
yang tentu menyimpan fenomena yang sangat menarik untuk diamati. Jika
pergerakan saham menjadi fokus perhatian ekonofisika (econophysics), maka
pemungutan suara dan pemilu bisa merupakan salah satu pusat perhatian sosiofisika
(sociophysics).

Bagaimana fisika memandang pemilu 2004? Informasi apa yang bisa kita
ambil dari susunan perolehan suara yang ada? Angka-angka perolehan suara tiap
partai dan tiap calon anggota DPD tentu menyimpan makna yang menarik untuk
dibedah. Di luar analisis statistika yang berkembang saat ini, fisika mempunyai
metode mekanika statistik yang menarik untuk menganalisis data-data perolehan
suara. Metode ini sudah biasa digunakan dalam ekonofisika.
Para ahli statistik tahu bahwa semua data memiliki sifat distribusi. Distribusi
yang paling terkenal adalah distribusi Gaussian yang sering disebut distribusi acak.
Artinya jika sistem itu mempunyai sifat acak yang tinggi maka distribusinya
cenderung Gaussian. Bentuk distribusi ini seperti bentuk sebuah bel.
Distribusi lain adalah distribusi power-law (distribusi hukum pangkat).
Distribusi ini dinyatakan dalam persamaan sederhana P(x) ~ x-a (x pangkat minus a)
dengan a merupakan suatu bilangan konstan. Pada distribusi ini terjadi kesenjangan distribusi, populasi tidak tersebar merata, ada bagian yang populasinya sangat banyak,
tetapi ada bagian yang populasinya sangat sedikit.

Sifat distribusi power-law ini dapat ditemukan dalam peristiwa fisika
terutama yang berhubungan dengan keadaan kritis. Misalnya air pada suhu 374
derajat Celsius dan tekanan sekitar 220 atm. Pada kondisi ini air berada pada kondisi
kritis yaitu antara cair dan gas. Ketika suhu air dinaikkan sedikit saja, massa jenis,
kompresibilitas dan viskositas air ini akan berubah secara drastis mengikuti powerlaw
(hukum pangkat). Apa yang menyebabkan demikian? Disini molekul-molekul air
melakukan tindakan mengatur dirinya (self-organizing critically) untuk mengubah
massa jenis, kompresibilitas, dan viskositas air tersebut.


Sabtu, 17 November 2012

Pendalaman Materi Fisika SMP

http://www.ziddu.com/download/20902242/PENDAHULUAN_Pendalaman_Materi_SMP.pdf.html

Sepakbola pakai fisika, seru juga…!!!

Goooo ....llll Suara teriakan histeris terdengar ketika Rosicky dari Republik Ceko di
menit ke-36 menjebloskan bola ke gawang Keller dari Amerika Serikat melalui
tendangan spektakular pada jarak 25 meter. Saat Rosicky menciptakan gol ini, mungkin
ia tidak berpikir tentang fisika. Namun apa yang dilakukan oleh Rosicky itu ternyata erat
hubungannya dengan fisika. Sebut saja ketika Rosicky menendang bola ke gawang, ia
harus mengatur kecepatan dan besar sudut elevasi bola secara baik. Terlalu besar sudut
elevasi dan kecepatan bola, bola akan melewati mistar. Sebaliknya jika sudut elevasi dan
kecepatan terlalu kecil, bola akan jatuh di depan gawang. Seorang pemain sepakbola
profesional adalah seperti seorang ahli fisika, ia harus mampu mengukur dengan tepat
berapa besar gaya yang harus diberikan dan kemana arah bola harus ditendang agar bola
dapat masuk gawang dengan cukup keras dan akurat.
Sepakbola adalah permainan fisika. Dengan mengerti fisika kita bisa lebih menikmati
permainan sepakbola, kita dapat mengerti mengapa lintasan bola berbentuk parabola,
bagaimana terjadinya tendangan pisang, mengapa penjaga gawang sulit menahan
tendangan pinalti, bagaimana orang menyundul bola dengan lebih efektif dan masih
banyak lagi. Seorang pemain profesional yang diperlengkapi dengan ilmu fisika akan
dapat memperbaiki skill dan kemampuannya.

Gerakan Parabola
Ketika di SMP/SMA, kita belajar bahwa bola yang ditendang dengan sudut elevasi
tertentu akan membentuk lintasan parabola (Gb. 1b). Bentuk lintasan ini sangat
dipengaruhi oleh gravitasi bumi, kecepatan dan sudut elevasi bola. Tanpa gravitasi bola
akan bergerak lurus ke atas (Gb. 1a). Gravitasilah yang menarik bola turun. Semakin
besar gravitasi semakin cepat bola jatuh ke tanah (lintasan bola semakin pendek). Di
bulan yang gravitasinya lebih kecil, lintasan bola yang ditendang astronot akan jauh lebih
panjang dibandingkan dengan lintasan bola di Bumi. Menurut perhitungan fisika, untuk
menendang bola sejauh mungkin, pemain sepakbola harus menendang bola sekeras
mungkin dan dengan sudut elevasi 450.






 
Gambar 1a

Gambar 1b

Tendangan Pisang
Tahun 70-an Pele terkenal dengan tendangan pisangnya. Tahun 1998 gantian Roberto
Carlos dipuja-puja karena tendangan pisangnya. Tahun 2006 ini para penonton sedang
menunggu-nunggu bagaimana David Beckham mengecoh para penjaga gawang dengan
tendangan pisangnya yang sangat terkenal itu.

Gambar 2 Tendangan Pisang

Kita tentu masih ingat gol-gol manis David Beckham melalui tendangan bebasnya. yang
dilakukan sekitar 30 meter didepan gawang. Beckham menendang bola dengan
kecepatan sekitar 120 km/jam, bola melambung sekitar 1 meter melewati kepala para
pagar betis itu dan secara tiba-tiba bola membelok serta masuk ke gawang lawan (Gb.2).
Tepukan menggemuruh menyambut gol yang sangat spektakular ini.

Bagaimana David Beckham melakukan ini?
Seorang pengamat sepakbola Keith Hanna mengatakan bahwa Beckham melakukan ini
karena otaknya yang jenius dapat memproses perhitungan fisika yang kompleks secara
cepat sekali. Peneliti lain dari Universitas Sheffield, Inggris mengatakan hal yang sama:
"... Beckham was applying some very sophisticated physics,"
Lintasan bola yang menyerupai bentuk pisang ini sudah lama menjadi perhatian para
peneliti. Gustav Magnus tahun 1852 pernah meneliti kasus sebuah bola yang bergerak
sambil berotasi (Gb. 3). Gerakan bola ini menimbulkan aliran udara. Akibat rotasi bola,
aliran udara yang searah dengan arah rotasi bola (A) bergerak relatif lebih cepat
dibandingkan aliran udara pada sisi bola yang lain (B). Menurut Bernoulli semakin cepat
udara mengalir, semakin kecil tekanannya. Akibatnya tekanan di B lebih besar
dibandingkan tekanan di A. Perbedaan tekanan ini menimbulkan gaya yang membelokan
bola ke arah A. Membeloknya bola akibat perbedaan tekanan udara ini sering disebut
efek magnus untuk menghormati Gustav Magnus.

Gambar 3
Pada tendangan bebas, bola yang bergerak dengan kecepatan 110 km/jam dan berotasi
dengan 10 putaran tiap detiknya, dapat menyimpang/membelok lebih dari 4 meter, cukup
membuat penjaga gawang kebingungan.
Yang juga membuat tendangan Beckham lebih spektakular adalah efek lengkungan tajam
di dekat akhir lintasan bola. Lengkungan tajam yang tiba-tiba inilah yang membuat kiperkiper
terperangah karena bola berbelok begitu cepat dengan tiba-tiba. Apa yang
menyebabkan ini?
Peneliti Inggris, Peter Bearman mengatakan bahwa efek magnus akan mengecil jika
kecepatan gerak bola terlalu besar atau rotasinya lebih lambat. Jadi untuk mendapat efek
magnus yang besar, seorang harus membuat bola berputar sangat cepat tetapi
kecepatannya tidak boleh terlalu cepat. Ketika Beckham menendang bola secara keras
dengan sisi sepatunya sehingga bola dapat berotasi cepat sekali, bola melambung dan
mulai membelok akibat adanya efek magnus. Gesekan bola dengan udara akan
memperlambat gerakan bola (kecepatan bola berkurang). Jika rotasi bola tidak banyak
berubah, maka pengurangan kecepatan dapat menyebabkan efek magnus bertambah
besar, akibatnya bola melengkung lebih tajam, masuk gawang, membuat penonton
terpesona dan berdecak kagum.

Menyundul
Menyundul merupakan bagian penting dalam sepakbola. Banyak gol tercipta melalui
sundulan kepala. Menyundul bola membutuhkan koordinasi yang baik dari kepala,
badan, serta pengetahuan tentang kecepatan bola dan arah sundulan.
Ada 2 posisi menyundul bola: 1) ditempat dengan melompat vertikal 2) berlari sambil
melompat menyambut bola. Pada posisi 2, bola akan bergerak lebih cepat karena
mendapat tambahan momentum dari gerakan kita. Besarnya momentum yang diterima
bola sangat tergantung pada ke elastisan bola dan kekuatan otot tulang belakang ketika
kita menyundul bola. Untuk membuat sundulan sekuat mungkin, kepala harus ditarik
kebelakang sebanyak mungkin (badan melengkung), paha ditarik kebelakang dan lutut
bengkok (Gb. 4). Pada posisi ini terjadi keseimbangan aksi-reaksi, pemain tidak
terpelanting atau terputar dan kepala siap memberikan sundulan kuat ke bola. Saat bola
menyentuh kepala, tubuh harus setegar mungkin agar lebih banyak energi dapat diberikan
ke bola (gerakan otot dan urat yang tidak perlu akan menyerap energi kita dan dapat
mengurangi energi yang diberikan pada bola).
 

Gambar 4

Waktu sentuh kepala dengan bola (23 milidetik) yang relatif lebih lama dibandingkan
waktu sentuh kaki ketika ia menendang bola (8 milidetik), memungkinkan kita untuk
mengarahkan bola secara akurat ke arah yang kita inginkan.
Orang botak sering mendapat keuntungan dalam menyundul bola (rambut gondrong akan
menyerap sebagian energi bola sehingga bola yang terpantul akan berkurang
kecepatannya). Tetapi bukan berarti orang gondrong tidak bisa menyundul keras.

Tendangan Pinalti 


Gambar 5
Tendangan pinalti adalah tendangan yang sangat ditakuti oleh para penjaga gawang.
Tendangan ini dilakukan pada jarak 11 meter dari gawang dan biasanya jarang gagal.
Seorang pemain sepakbola profesional dapat menendang bola dengan kecepatan sekitar
30 meter per detik (108 km/jam). Dengan kecepatan ini bola akan mencapai ujung kanan
atas gawang dalam waktu 0,45 detik dan untuk ujung kanan bawah 0,38 detik.
Menurut perhitungan Sam Williamson, fisikawan di Center for Neural Science New
York, waktu 0,38 detik tidak cukup untuk menangkap bola. Ketika bola ditendang,
penjaga gawang akan bereaksi rata-rata setelah 0,3 detik. Begitu bereaksi, otak akan
memberi perintah pada otot untuk bergerak, ini butuh waktu tambahan lebih dari 0,1
detik. Itu sebabnya sukar bagi penjaga gawang untuk menangkap bola yang bergerak
cepat itu. Untuk melatih reaksi yang cepat dan tepat dibutuhkan latihan yang panjang
dan pengalaman yang cukup. Itu sebabnya para kiper atau penjaga gawang dalam piala
dunia ini rata-rata lebih tua dibandingkan pemain lainnya.
Agar berhasil, penendang pinalti harus memperhatikan arah angin, rotasi dan kecepatan
bola. Bola yang berotasi terlalu cepat dapat menimbulkan efek magnus dan turbulens
udara yang akan menyimpangkan bola. Menurut penelitian, tendangan yang paling
efektif adalah tendangan dengan kekuatan 75 % sampai 80 % dari kekuatan maksimum
(kecepatan bola sekitar 80 km/jam). Pada kecepatan ini penjaga gawang sulit menangkap
bola dan kemungkinan terjadinya gol lebih besar dibandingkan dengan tendangan
dengan kekuatan penuh.
Bicara sepakbola dengan fisika, sangat mengasyikan dan tak ada habisnya. Gerakan
parabola, tendangan pisang, gerakan menyundul dan tendangan pinalti yang kita bahas
diatas hanya sebagian dari asyiknya fisika dalam sepakbola. Di arena piala dunia 2006 ini
kita bisa menikmati lebih banyak lagi bagaimana asyiknya fisika diterapkan dalam
sepakbola. Coba saja perhatikan bagaimana nanti kiper Jerman memanfaatkan hukum
pemantulan untuk menepis tendangan-tendangan maut dari para pemain lawan. Atau
perhatikan bagaimana Totti menggunakan konsep keseimbangan ketika menghentikan
bola dengan tubuh atau kakinya. Atau juga bagaimana Klose menggunakan konsep
momentum, tumbukan dan momentum sudut yang tepat untuk menggerakan kepalanya
dan menyundul bola ke gawang musuh. Atau bagaimana Nistelrooy dengan
Gb. 5
menggunakan keseimbangan yang sempurna melakukan tendangan voli yang indah dan
memasukkan bola ke gawang lawan. Itu baru sebagian. Kita masih akan disuguhkan
dengan banyak atraksi-atraksi lainnya yang membuat kita terkagum-kagum. Kita akan
melihat bagaimana Owen, Ronaldo dan Trezeguet menggunakan perhitungan fisika
(besar kecepatan, besar gaya dan arah ) untuk memasukkan bola ke gawang lawannya.
Kita juga akan menyaksikan Crespo dan para eksekutor lain mengkombinasikan fisika
dengan kecerdikan untuk menaklukan kiper-kiper terbaik dunia. Dan tentu saja kita akan
saksikan bagaimana Beckham atau Roberto Carlos memanfaatkan efek magnus dalam
melakukan tendangan pisangnya. Akhirnya selamat menikmati piala dunia dan selamat
menikmati fisika dalam sepakbola.
(Yohanes Surya).

Hidup Fisika !!!!

Sumber : http://www.yohanessurya.com


Designed by Animart Powered by Blogger